Tulisan ini sebagai ekspresi jiwa sakit ku lantaran bergaul dengan para pesakit-pesakit jiwa.
sama sekali tidak ada yang memaksa ku bergaul dengan pesakit yang satu ini lalu kenapa saya terjerumus ngeklik-membaca-merenung2kan-merasa2kan tulisan sampahnya?
itu karena saya sakit!
Kenapa dalam hal ini, hukum senyawa yang sejenis (sesama sakit) malah tarik-menarik? bukan seharusnya tolak-menolak?
"Dilarang membawa buku catatan, perpustakaan apalagi kotbah dalam membaca tulisan ini.Yang direkomendasikan hanya satu: otak!"
Bagaimana mungkin saya bisa meninggalkan segala catatan, perpustakaan apalagi khotbah yang begitu jelas terukir tinta emas di memori.
Ohh... tolong, dimana bisa upgrade memori-atau ganti prosesor diri.
Bagiku, ini adalah sebuah penyiksaan. EGO ku telah tercabik-cabik, menjadi gila ditengah kerumunan orang-orang sinting - sungguh tidak nyaman.
Segala Sesuatu Sia-sia...
Saya adalah pemula dalam hal tulis-menulis.
Dulu ketika saya beranjak dewasa(umur), saya menulis surat kepada orang tua tentang keadaan kesehatan saya, perkuliahan saya dan bahwa uang saya sudah habis. tidak lebih tidak kurang... dan terulang setiap bulan.
Saya menulis karena tidak ingin BOROK diriku semakin menggerogoti dan menghabisiku kapan saja.
Kenapa EA?
Dari sekian tulisan yang pernah saya baca, pemikiran2 EA yang telah memporak-porandakan data di hardiskKu,
Stadium 10? lha itu pengakuan pembuatan akun ke 10 .
Seharusnya saya tidak perlu ngeklik-membaca tulisan sampahnya!
itu kan saya lakukan jika saya tidak mendapati diriku sakit.
Jika ada yang saya tahu, maka 1000% pasti ada yang saya tidak tahu,
Jika ada yang saya rasakan, maka 1000% pasti ada yang tidak saya rasakan,
Jika ada yang saya inginkan, maka 1000% pasti ada yang tidak saya inginkan,
Apa sesungguhnya yang mengontrol tahu-rasa-ingin pada DIRI?
Lalu benarkah, sehatkah, tidak dosakah jika hanya menggunakan OTAK dalam membangun diri untuk keluar dari SAKIT?
Ahhhhh... untuk apa semua itu? Segala sesuatu itu sia-sia!
Ada yang lebih penting disegerakan pesakit,
Pahhhhhhhhhhhhh..... beras habis, uang belanja kuranggggggggggggggggggggggggg... sambil melotot kepadaku
Pesakit, Dukuh-Salatiga