Secara implisit, upaya penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dimungkinkan oleh pernyataan al-Qur’an sendiri bahwa al-Qur’an diturunkan oleh Allah untuk menjadi petunjuk dan rahmat bagi manusia. Sehingga, agar tujuan itu terwujud dengan baik, maka ayat-ayat al-Qur’an yang umumnya berisi konsep-konsep, prinsip-prinsip pokok yang belum terjabar, aturan-aturan yang masih bersifat umum perlu dijelaskan, dijabarkan, dan dioperasionalkan agar dapat dengan mudah diaplikasikan dalam hidup manusia. Al-Qur’an dalam konteks kehidupan sosial senantiasa relevan dan tidak akan pernah bertentangan, baik yang berkaitan dengan makna tekstual maupun kontekstualnya. Sehingga dalam studi tafsir sebagai kegiatan ilmiah, relevansinya dengan metode pengetahuan menghasilkan pengetahuan baru yang bersumber dari al-Qur’an. Demikian pula, studi tafsir juga menuntut pemahaman yang komprehensif, termasuk kontekstualitasnya yang relevan dengan corak yang dipergunakan oleh seorang peneliti al-Qur’an. Untuk itu, metodologi tafsir al-Qur’an harus memiliki konstruksi epistemologis, agar supaya konsep-konsep dalam al-Qur’an lebih signifikan bila dikaitkan dengan perkembangan kehidupan sosial.
KEMBALI KE ARTIKEL