Dan
http://m.kompasiana.com/post/read/617478/1/peluang-indonesia-mengalahkan-malaysia-menurut-hukum-kecenderungan-unik
Saya menyebutnya sebagai hukum 'kecenderungan unik' , maksudnya adalah bagaimana kecenderungan timnas kita dalam memenangi dua laga krusial tersebut. Dalam laga melawan Myanmar, didukung berdasarkan fakta-fakta yang ada, kita berpeluang besar untuk menang. Demikian pula saat menghadapi Malaysia, dengan disertai beberapa catatan, kitapun berpeluang besar untuk tidak kalah. Syukurlah timnas kita benar-benar sukses memenangkan kedua laga tersebut.
Analisa tersebut berdasarkan hasil-hasil laga kedua tim dimasa lalu diberbagai ajang (tidak hanya sea games). Namun yang terpenting adalah perbandingan bagaimana tim kita memenangkan laga dibanding mereka memenangi laga melawan kita. Baik Myanmar maupun Malaysia, kita bisa memenanginya dengan lebih meyakinkan dibanding mereka menang terhadap timnas kita. Dari situ jelas sekali, kecenderungan kita unggul terhadap mereka lebih besar.
Lalu bagaimana dengan laga melawan Thailand menurut hukum 'kecenderungan unik' itu? Yah, harus diakui kecenderungan Indonesia kalah lebih besar, dengan mengingat laga-laga sebelumnya dan yang utama, seberapa besar meyakinkannya saat kita menang melawan mereka. Kemenangan Thailand lebih meyakinkan dibanding kita, jadi kecenderungannya memang mereka akan keluar sebagai pemenang. Namun dengan demikian, apakah berarti kita pasti kalah terhadap mereka? Tentu saja tidak.
Hukum 'kecenderungan unik' ini, tentu tidak berlaku mutlak. Iya dong, lha wong teori ini ane yang bikin sendiri, tentu opsi-opsinya, yaa..ane juga yang menentukan..hik hiks.
Sesungguhnya antara Thailand dan Indonesia adalah selevel, namun terkesan mereka lebih superior. Bahkan beberapa kali sering menang telak terhadap kita. Sebabnya adalah MIND SET yang sudah kadung tertanam di benak pelatih maupun para pemain kita sejak dahulu, yakni bahwa mereka lebih hebat dari kita.
Ada perbedaan penyikapan para pemain dan pelatih kita terhadap Malaysia dan Thailand. Bagi mereka, Malaysia adalah tim yang menjengkelkan dan harus dikalahkan sedangkan terhadap Thailand, justru mereka terlalu RESPEK yang berlebihan. Kedua penyikapan tersebut sama-sama merugikan diri sendiri, karena malah jadi tidak fokus pada tim sendiri. Terlalu memikirkan mereka.
Sering kita membaca statement-statement Para pelatih kita diberbagai media. Ada yang bilang Thailand adalah tim yang komplit dan hebat, tim yang sudah memainkan sepakbola modern, tim yang sudah sekelas tim papan atas asia dsb. Tentu tidak masalah jika hanya berbasa-basi, namun banyak yang di masukan ke dalam 'hati', maksudnya dalam meracik strategi melawan mereka, ada kecenderungan terlalu berhati-hati. Mereka terlalu sibuk menyiapkan strategi menahan mereka, sampai-sampai lupa kalo mestinya timnya juga harus menteror pertahanan lawan, seperti menghadapi lawan2 yang lain. Rasa TAKUT KALAH yang berlebihan, membuat timnas benar-benar sering kalah. Itu telah terjadi selama bertahun-tahun.
Demikian pula dengan para pemain, mereka terlalu menaruh RESPEK kepada para pemain Thailand. Contohnya komentar salah seorang pemain timnas, Pahabol : 'gila mainnya Thailand ! Padahal jika yang berlari itu pemain-pemain Kamboja misalnya, tidak akan begitu komentarnya. Yah, MIND SET yang sudah terlanjur terbentuk itulah penyebabnya. Dan ini HARUS dibuang jauh-jauh selama-lamanya.
Kemenangan laga melawan Myanmar dan Malaysia sesungguhnya memiliki arti penting yang lebih dalam, khususnya dalam proses pembentukan mental yang lebih tangguh dan kuat. Diharapkan itu menjadi REFERENSI sikap mental setiap timnas kita bermain. Jadi, mulai sekarang, tidak perlu lagi ada kecemasan jika bermain di kandang lawan, dengan penonton yang garang mendukung tuan rumah. Demikian pula dalam menghadapi Malaysia, diharapkan tidak ada lagi hambatan psikologis setiap menghadapi mereka di level timnas apapun.
Hambatan psikologis sekarang melawan Thailand adalah soal ANGGAPAN bahwa mereka adalah tim yang sangat hebat. Mulai sekarang dan seterusnya, BUANGLAH jauh-jauh mind set tersebut. Anggap saja mereka adalah tim yang BIASA-BIASA SAJA. Ngga usah ragu menyamakan mereka dengan tim-tim lain, bahkan dengan kamboja sekalipun.. (lha wong faktanya mereka juga cuma bisa maen 0-0 sama kamboja) atau juga tim itu tidak lebih baik dari Malaya (lha wong faktanya di merdeka games, Thailand dicukur 0-3 sama Malaysia).
Namun demikian, sedikit 'meremehkan' mereka ada konsekuensinya. Timnas justru harus menyiapkan diri sematang-matangnya, berlatih lebih keras. Analoginya seperti pelatih tim U19, meski terkesan meremehkan Korea sekalipun, tapi pelatih mempersiapkan latihan timnya secara 'gila-gilaan'.. bukannya malah santai alias persiapannya alakadarnya.
Jadi, apabila hambatan psikologis yang selama ini 'bersarang' di benak pelatih dan para pemain terhadap Thailand dibuang sejauh-jauhnya, maka tidaklah sulit mengalahkan mereka. Hukum 'kecenderungan unik', yang sementara ini condong ke mereka itu tidak lagi bisa bekerja sebagaimana mestinya. Apabila bisa dipertahankan selama-lamanya, maka hukum unik itu bisa berbalik mendukung timnas kita.
Yah, dari tren soal faktor mental dan psikologis dari para pemain yang sedang meningkat, peluang Indonesia juara, justru lebih besar dibanding Thailand yang cenderung menurun, usai ditahan Kamboja dan hanya mampu bikin 1 gol dong ajah lewat pinalty saat lawan Singapura.
Demikian secuil analisa 'unik' dari saya, semoga memperkaya wacana di sini jelang laga Final timnas Indonesia vs timnas Thailand (tim yang TIDAK ISTIMEWA alias biasa-biasa sajahh..)
wassalaaam