Bagai tanah di lereng bukit samping rumah bulik saya yang hari demi hari makin tergerus, keramahtamahan dewasa ini sirna dari tempat yang seharusnya berada. Iya, ramah dan tamah memang bukan hanya milik forum basa-basi acara resmi di kelurahan, bukan pula hanya milik calon besan laki-laki yang bertandang ke rumah keluarga besar mempelai perempuan untuk melamarkan anaknya. Bukan. Sudah seharusnya, ramah dan tamah. Dua makhluk berkelamin berbeda ini, hadir secara spontan di kehidupan kita sehari-hari. Sudah semestinya kalau si ramah dan tamah itu diciptakan berdampingan, berpasangan dan saling melengkapi. Karena mereka adalah hubungan timbal balik, interaksi dua arah dan saling menguntungkan.
KEMBALI KE ARTIKEL