Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Entah

31 Agustus 2024   15:08 Diperbarui: 31 Agustus 2024   15:10 38 3
Aku pernah bermimpi
Tak mau lagi di ganyang api
Aku pernah bermimpi
Tak mau lagi dikoyak angin
Aku pernah bermimpi
Tak mau lagi disapu abu
Namun hanya mimpi

Kepalaku rasanya dihujam
Nafasku nyaris terlilit
Kerongkonganku bergemuruh
Nadi nadiku tak lagi berdetak
Ku pikir inilah akhir hidup

Seperti awan berarak membawa embun
Meneduh segala dibawahnya
Seperti daun berayun membawakan sejuk
Dedaun terhempas beterbangan
Semua bernyanyi

Hamparan rumput menggelikan
Rumput jepang setauku
Dibawah awan dan daun yang bernostalgia
Aku hampir lupa
Nyawa adalah mutiara

Aku terhanyut terbawa labirin
Terperosok dalam jurang penuh tiang
Kakiku terjepit tak berkutik
Darah mengucur membelai seluruh kenangan

Siang bukan lagi kawan
Malam bukan lagi selimut
Pagi bukan lagi bidadari
Sore bukan lagi payung
Aku merasa tak lagi ada kawan cerita

Dimanakah semua itu berada
Kadang aku ingin kembali
Semuanya telah pergi
Atau akulah yang pergi

Tak ada angin
Tak ada awan
Tak ada rimbun pohon pohon
Tak ada apapun
Seolah aku paling konyol
Sekonyong konyong berdiri diatas pasir gersang
Tanpa air
Tanpa bekal

Tak mungkin aku mati
Kematianpun tak mungkin pergi
Tapi kalau hidup
Akankah kehidupan itu pergi
Dariku

Mataku semakin lama memerah
Tak ada siang atau malam
Tak ada suara nyanyian
Seperti barusan
Tak ada keluh
Tak ada peluh
Tak ada lagu lagu camar terdengar

Siapakah aku
Dimanakah aku
Ataukah aku
Tak berpemilik apapun
Tak menginginkan apapun

Kakiku hanya melangkah tanpa nafas
Tanganku hanya berayun tanpa pegangan
Kemanakah aku melangkah
Sekejap aku dihadapkan
Entah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun