Akui saja kita masih dibawah standard, tetapi perlu di asah dan di ubah tehnik, skill serta stamina agar semakin baik di kancah berikutnya. Anggap hal tersebut sebagai pemicu untuk lebih baik lagi, jangan cengeng dan menganggap kritikan sebagai cercaan, tetapi anggap itu sebagai pemicu untuk menuju keberhasilan.
Mental kita sebagai orang Indonesia masih seperti itu, cengeng dan gampang emosi. Sering terjadi di klub-klub atau Timnas Eropa, kritikan pedas menghampiri pemain dan pelatih, tetapi mereka tidak seperti orang Indonesia yang bukan membuat kritik sebagai cambuk untuk meningkatkan prestasi, malah ngambek.
Gimana kita mau menuju persepakbolaan Internasional, kalau mental pemain, pelatih atau suporter yang super-super lemah.