Setelah postingan pertama, sang teman saya yang memiliki profesi sebagai sopir angkot ternyata memiliki kebanggaan tersendiri. Menurut dia, biasanya atas nama kredebilitas nara sumber, media lebih memilih mewawancarai pakar daripada masyarakat biasa, apalagi sopir angkot. Karena itu, ketika saya memberitahukan dirinya bahwa percakapan saya dengan dia telah saya tuangkan dalam tulisan dan diposting di kompasiana. Dia lalu meminta supaya diprint dan dia baca. Responnya sangat positif.