Metaforgana pada ikatan yang tertahan
Seperti renjana yang membara dan mengintai
Pada kalbu yang berkabut
Ku ungkit fana yang berputar
Angsuran lentera kian meredup
Untuk hati yang bersujud pada tangis
Merengkuh tetesan labirin perasaan
Akhir waktu yang menjadi berharga
Lambaian titik tersudut menggema
Mangusik benar agar tak lanjut melangkah
Hanya tatap penuh harap
Sontak lalai pada hakikatnya
Dan menari indah
Pada akhir sebuah pertemuan