Satu orang laki-laki muda sore hari itu datang ke rumah Romo Mangunwijaya di jalan Gejayan, gang Batara Kuwera nomor 14, Mrican, Yogyakarta. Dia menuliskan memo di secarik kertas lalu meletakkan di meja. Isi memo memberitahu pengunduran waktu kegiatan sarasehan di desa kecil, di pegunungan Menoreh. Desa yang lumayan jauh dari kediaman Romo Mangun.
KEMBALI KE ARTIKEL