Gerimis turun. Macet mulai terlihat. Temanku mengajak berteduh di sebuah kafe sederhana di pinggiran Jakarta. Memesan secangkir kopi lalu. Kemudian diikuti ritual rutin: menyalakan sebatang rokok. Temanku itu tampak gusar. Ia belum terbiasa dengan terjebak macet berjam-jam di jalanan Jakarta. Sampai rumah sudah malam. Perut sudah pasti keroncongan.
KEMBALI KE ARTIKEL