Selain bupati petahana Darwin Siagian, sejumlah kandidat sudah mulai bermunculan. Antara lain, calon bupati lima tahun lalu yakni Poltak Sitorus, yang kembali ingin bertarung untuk kedua kalinya. Nama lainnya adalah Dolok Panjaitan, pengusaha asal Papua, yang saat ini rajin blusukan ke pelosok-pelosok Tobasa.
Simson Panjaitan, akademisi dan praktisi yang saat ini masih mengabdi di PT Pertamina (Persero) juga ikut ambil bagian. Simson bahkan sudah menggandeng Tota Manurung sebagai bakal calon wakil bupati. Kemudian, seorang pensiunan tentara Usia Siagian juga tak mau ketinggalan. Sama seperti bakal calon lainnya, Usia Siagian juga sudah mulai rajin turun menyambangi masyarakat.
Sejauh ini, belum ada parpol yang resmi menyatakan dukungan kepada salah satu bakal calon. Bila menilik 30 kursi DPRD dan perolehan masing-masing parpol, terbuka peluang Pilkada Tobasa akan diramaikan oleh 4 pasangan calon bupati. Dari seluruh parpol pemilik kursi di DPRD Tobasa, hanya Golkar dengan jumlah 6 kursi, yang berhak mengajukan calon bupati tanpa harus menjalin koalisi dengan parpol lainnya.
Restu Luhut
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut "Buldoser" Panjaitan adalah putera Batak yang berasal dari Tobasa. Sehingga Pilkada Tobasa kali ini, juga sebelumnya, dipastikan akan tetap dalam pengawasan Luhut. Kepentingan Luhut hanya satu: memastikan kepala daerah di kawasan Danau Toba agar serius mendukung program pariwisata yang sedang digalakkan pemerintah.
Pada Pilkada 2015 lalu, Luhut diketahui mendukung bupati petahana saat ini yakni pasangan Darwin Siagian-Hulman Sitorus. Nah, bagaimana dengan Pilkada 2020? Ini menarik dicermati khususnya bila dikaitkan dengan tampilnya duet Panjaitan: Simson dan Dolok. Sebagai sesama bermarga Panjaitan, siapa di antara kedua sosok ini yang akan 'direstui' Luhut? Mungkinkah Luhut masih terpengaruh oleh sentimen satu marga? Bisa ya dan bisa tidak. Kalau 'ya', maka Simson dan Dolok tinggal menguji nasib saja. Siapa yang akan beruntung kali ini.
Namun kalau 'tidak', apa pertimbangan Luhut untuk menilai apakah bupati petahana sekarang masih layak diperjuangkan kembali? Misalnya, apakah Darwin selama menjabat telah sukses menjalankan program pariwisata Danau Toba, atau hal-hal lain yang menurut Luhut sudah cukup bagus dilanjutkan.
Terakhir, dan ini paling penting, seberapa besar dampak restu Luhut terhadap peluang kemenangan seorang calon bupati Tobasa? Menurut saya, sangat besar sekali. Siapapun yang direstui Luhut, hampir bisa dipastikan akan tampil sebagai pemenang. Luhut saat ini punya segalanya. Lihat saja, Presiden Jokowi saja bisa berkali-kali mampir ke Danau Toba. Berhari-hari pula. Kecuali Luhut, siapa menteri yang sanggup 'membawa' Presiden berhari-hari di satu daerah?