Karena sedang ramai soal cuitan bos Bukalapak, Ahmad Zacky, saya memprediksi Fadli kini sedang menulis tentang kehebohan itu. Bisa ditebak, Fadli akan memoles cuitan "presiden baru" ala Zacky menjadi salah satu penggalan puisi Fadli. Tak peduli Zacky sudah meminta maaf soal cuitannya itu, meluruskan kalau yang ia maksud 'presiden baru' adalah presiden terpilih nanti. Siapapun, Jokowi atau Prabowo.
Mari kita tunggu akan seperti apa nanti bunyi puisi Fadli. Namun mengarang puisi berkaitan dengan teknologi sepertinya bukan urusan gampang. Misalnya, bagaimana menyindir Research & Development (R&D) Indonesia yang masih tergolong rendah, seperti cuitan Zacky. Tentu kurang "indah" didengar jika dalam puisi ada frasa seperti 'industri digital 4.0', 'R&D', 'teknologi start up', dan lainnya.
Kenapa sulit? Karena pada dasarnya teknologi dan politik merupakan dua hal yang berbeda jauh. Sebagai seorang politisi dengan latar belakang pegiat sejarah, saya jamin Fadli akan kesulitan menulis puisi tentang 'presiden baru' bos Bukalapak.
Karena memang bikin pusing, artikel ini juga hanya sampai di sini saja. Selamat menulis puisi, Pak Fadli Zon.