mendadak berhenti saat kupingnya menangkap suara lonceng. Ia tahu, itu suara lonceng gereja. Dalam hati, ia menghitung dentingan lonceng yang kadang terdengar sayup. Hatinya sedikit tenang, sebab dentingan lonceng berlangsung cukup lama. “Ah natua-tua do hape (berarti sudah orang tua),” batinnya. Kecuali hari Minggu, mendengar suara lonceng gereja memang ngeri-ngeri sedap. Hampir dipastikan, itu suara lonceng pertanda duka, sebagai pengumuman bahwa salah satu jemaat telah menghadap Yang Kuasa. Rumusnya sederhana. Bila dentingan lonceng hanya berlangsung beberapa kali, menandakan jemaat yang meninggal dunia masih berusia muda. Demikian seterusnya, semakin lama lonceng berbunyi, maka yang menghadap Yang Kuasa sudah tergolong berumur tua.
KEMBALI KE ARTIKEL