Itu pula berarti terjadi pertentangan batin karena menyangkut apa yang bisa diklaim dan yang patut diklaim. Jika ketika masih "karyawan biasa" semuanya benar-benar jelas, namun ketika pada level tertentu malah menjadi 'nggak begitu jelas, misalnya untuk posting entertainment, dan allowance. Aneh juga, ya? Begitulah ... karena untuk beberapa pengeluaran memang diperbolehkan untuk "self-assessment".
Itu berarti, aku harus sering-sering bertanya pada diri sendiri tentang kelayakan penggunaan dana perusahaan yang dipercayakan kepadaku untuk operasional sehari-hari tersebut. Jenisnya, timing-nya, dan besarannya. Alat ukurnya bisa saja subyektif. Untunglah, ada pesan kuat yang selalu aku ingat: "Siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
Anda punya alat ukur juga?