Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Juni Ini Bulan Apa?

31 Mei 2022   18:01 Diperbarui: 21 Juni 2022   10:41 116 2
Selamat datang bulan Juni, dan selamat datang di bulan Juni. Hampir separuh tahun 2022 ini sudah kita lewati dengan segala suka dan dukanya. Salah satu yang patut disyukuri adalah tanda-tanda mau kembalinya kita kepada kehidupan normal. Kekuatiran terjadinya gelombang Covid-19 paska Lebaran -- puji Tuhan! -- sepertinya 'nggak bakalan terjadi.

Optimisme keluar dari belenggu pandemi yang sudah berlangsung lebih dua tahun, menimbulkan pertanyaan: Juni ini patutnya dijuluki sebagai bulan apa?

Ada September Ceria yang diilhami oleh lagu dengan judul yang sama yang awalnya dinyanyikan dan dipopulerkan oleh Vina Panduwinata, penyanyi idola almarhum bapakku. Penyanyi dengan suara yang khas merdu terasa klop dengan lirik lagu yang dilantunkannya. Populer dalam jangka waktu yang relatif lama. Itulah kemudian yang dikenang oleh banyak orang sebagai apresiasi sehingga memasuki penghujung kuartal ketiga orang-orang menamainya sebagai September Ceria.

Lalu ada Desember Sukacita. Untuk mudahnya, perayaan Natal bagi umat kristiani yang memang mengusung sukacita sebagai thema utamanya -- perasaan bahagia menyambut perayaan hari kelahiran Tuhan Yesus -- yang menjadi dasar penamaan bulan tersebut. Juga sukacita karena Desember adalah bulan penghujung tahun yang sepatutnya juga mensyukuri penyertaan Tuhan sepanjang tahun yang akan segera berakhir.

Ada juga Agustus Merdeka sebagai ekpresi peringatan pelepasan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan. Apa lagi? Oh ya, Februari Kasih Sayang karena ada Valentine's Day yang masih seringkali menimbulkan kontroversi pro dan kontra.

Nah, sekarang Juni bulan apa? Bulan Pancasila? Bisa jadi, karena hari pertamanya dijadikan sebagai peringatan akan pidato Bung Karno yang diucapkan pada 01Juni 1945 tentang dasar-dasar negara kita yang baru lahir ketika itu yang kemudian dijadikan sebagai hari lahirnya Pancasila.

Bagiku, Juni adalah bulan istimewa. Bak Pancasila, Juni juga bulan kelahiranku. Seperti biasanya, perenungan akan bertambahnya usia selalu merupakan kesempatan untuk refleksi dan menentukan langkah sudah sampai di mana, dan akan diayun ke mana. Semua hari adalah baik, demikian juga bulan yang merupakan akumulasinya. Tidak ada hari baik atau hari buruk, kitalah yang menjadikannya istimewa. Layaknya Pancasila yang sepatutnya mendapatkan tempat istimewa dalam sanubari segenap insan Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun