Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Matematik Ala DPRD DKI

4 Maret 2015   16:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:11 275 2
Pak Tulus berceritra ketetangga sebelalahnya tentang prilaku orang tua murid yang mendapatkan Kartu Jakarta Pintar(KJP) untuk putranya di salah satu SD Negeri. Sedikit agak sewot si Tulus mengatakan bahwa Pak Bengkok tidak pantas mendapatkannya dengan alasan dia punya kontrakan 3 rumah dan juga rentenir di wilayah sekolah yang nasabahnya sesama orang tua murid.

Suatu ketika wali kelas memanggil Pak Bengkok orang tua si murid dan memberitahu bahwa perolehan nilai ulangan harian matematik putranya sangat buruk. Pak Bengkok sang rentenir pun mengambil sikap untuk mendongkrak prestasi anaknya dengan memanggil guru private les.

Materi pun di persiapkan diawali penjumlahan yang ringan ringan. Sang Guru tidak mengalami kendala demikian juga si murid dapat mengikuti dengan baik. Materi selanjutnya masuk pada pembagian, perkalian dan pengurangan dan kendala mulai muncul.

Sang Guru menerangkan dengan segala kemampuan yang di miliki tetapi tidak membuahkan hasil, akhirnya sang Guru ingin mengakhiri dharma bhaktinya untuk anak tersebut.

Pak Bengkok akhirnya marah marah pada putranya atas ketidak mampuan putranya belajar pembagian, perkalian dan pengurangan dan membentak bentak seperti kesetanan.

Sang anak membela diri sambil menangis berkata demikian:

"Pak! saya tidak mau belajar pembagian, perkalian dan pengurangan, itu buang waktu. Saya hanya ingin belajar menambah seperti DPRD DKI agar saya cepat terkenal dan.................."

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun