Aku tak pernah merasa segalau ini
Perih yang terasa menggerogoti hati
Kepala yang mabuk asap fantasi
Ini liar...
Lengkungan di bibir serupa payung
Tiada guna menjadi pelindung
Air mata yang tak henti turun
Ini liar...
Berjalan sendiri tanpa Sang Adam
Membawa api yang tak kunjung padam
Begitulah derita hati Sang Hawa
Yang akan dibawa sepanjang masa
Bagaimana pria tidak takut?
Melihat wanita berkemelut
Adakah pria yang berani
Mendekati hati yang berapi?
Ini bukan salah Sang Api
Ini salahku, yang lupa diri
Membuat api menjadi ngeri
Membuat pria urung mendekati
Tiap kali kulihat sepasang cinta berkeliaran
Kudapatkan api dalam hati di persemayaman
Memendarkan warna merah yang menggelora
Sehingga siapa pun dapat merasakan hangatnya
Namun hatiku masih saja membiru
Meninggalkan perih abadi di kalbu
Memancarkan panas fantasi biru
Ini memang liar...