Pasca Kontak Senjata TPN-OPM Paniai Papua Melawan TNI-Polri
14 Desember 2011 05:28Diperbarui: 25 Juni 2015 22:195110
Papuanews-- Tim gabungan Aparat Militer Indonesia yaitu Tni Yonif 753 Uwibutu dan Polisi Brimod & Desus 88 di Kabupaten Paniai, Papua, terus mengejar dan melakukan Pengisiran ke Markas Besar TPN/OPM Paniai hari ini (Selasa 13/12), sekitar pukul 05.00 WPB. pagi hari ini hingga sampai malam ini masih menguasai TNI-POLRI di markas eduda.Aparat Militer Indonesia datang bukan hanya berjalan kaki dan mengepung Markas, namun mereka menggunakan Pesawat Helykopter milik (Pengusaha Militer) Perusahan Ilegal Degeuwo yang selama ini beroperasi dari Kabupaten Nabire Ke Baiye Biru Degeuwo. Helikopter ini sudah enam Kali mengantar Gabungan TNI-POLRI dari Madii, dimana terletak Pos TNI/ Yonif 753 Uwidapa Madii dan Helikopter ini juga turut mengantar Pasukan Gabungan Menuju Kaki gunung Markas TPN-OPM Kugii Pugaida. Tujuan utama mereka untuk melakukan aksi baku tembak dengan anggota (Tpn-Opm) pimpinan Jhon Yogi di wilayah sekitar, Markas Eduda, Kabupaten Paniai-Papua.Sejak tadi malam helikopter milik TNI dan Polri memang telah berputar-putar di areal markas TPN/OPM, Markas Eduda masih dikuasai oleh TPN/OPM namun sedang terjadi kontak senjata dengan pasukan Aparat Militer Indonesia tadi siang Sebelum mendarat di Lokasi dekat Markas OPM, Heli ini juga membuang geranat Bom sebanyak 15 kali lebih saat mendarat.sampai Malam ini mereka (TNI-POLRI) masih mennguasai Tempat markas TPn-OPM. Situasi di daerah Paniai masih mencekam sekali. Warga sekitar takut untuk melakukan aktifitas dan sudah banyak yang Masyarakat di sekitarnya panik dan sedang melakukan pengungsian besar besaran. dari Paniai. Hal ini disampaikan, Frikat Gobay, salah satu warga Paniai kepada Penulis melalui sambungan telepon selulernya malam ini.menurut warga kampung setempat (Wegamo) Kami tidak tahu mereka dikirim untuk apa di Paniai, padahal disini aman-aman saja,” jelas friket.Ia berharap ada advokasi dari aktivis hak asasi manusia di Indonesia, juga di tingkat internasional, termasuk NGO, agar kekerasan dan pelanggaran HAM di Paniai tidak berlanjut. Pekerja Kemanusaan dari berbagai elemen (Dewan Adat, LSM, Perempuan, DPRD, dan Mahasiswa) di Paniai Papua melaporkan, siang ini, Selasa (13/12) pukul 05.30 waktu setempat, aparat gabungan TNI/Polri menyerang markas TPN/OPM Eduda Pimpinan Jhon Yogi.Ance Boma, S.Sos dari Yayasan Pengembangan Kesejateraan Masyarakat (YAPKEMA) Enarotali Paniai mengatakan, dirinya dan teman-temannya sedang mencari informasi soal kemungkinan korban akibat baku tembak itu. Dikatakan, pihak TNI/OPLRI melakukan pembakaran rumah-rumah di kampung Eduda (kring Domba yang Hilang). “Kami sedang mencari informasi lebih lanjut soal korban di pihak kelompok TPN/OPM, pihak TNI/POLRI, dan pihak masyarakat sipil,” katanya.Dikabarkan, penyerangan dilakukan lewat darat dan udara (hellycopter). “Kami lihat ada hellycopter ke Eduda dan kembali lagi ke Enaro beberapa kali. Kami juga dengar informasi ada korban yang di bawa ke RSUD Paniai tetapi kami masih belum lihat. Kami akan memastikan segera, dari pihak mana korban itu,” kata Ance.Sumber lain dari Paniai mengatakan, hellicopter telah mengantar dua korban dari pihak aparat TNI/POLRI. Namun, hingga kini belum diketahui namanya. Pimpinan OPM wilayah Paniai, Jhon Yogi kepada beberapa sumber mengatakan, TNI telah masuk di wilayahnya maka dia akan melakukan perlawanan hingga Papua Merdeka.“Mereka telah ganggu kami. Mereka sudah masuk di wilayah saya. Saya akan lawan sampai Papua Merdeka. Saya ada di sini untuk Papua Merdeka. Saya ada di sini untuk Papua Merdeka. Saya akan lawan sampai perjuangan ini selesai. Saya minta PBB buka mata atas persoalan ini. Masalah kami adalah masalah politik. Ingat, kami ada di hutan untuk Papua Merdeka,” kata sumber di Paniai menirukan ucapan Pimpinan OPM yang dihubungi via telepon siang ini.Katanya sumber itu, ketika ditanya soal korban, Jhon tidak mau berkomentar dulu. Sumber itu menirukan komentar Jhon, “Nanti lihat saja. Mati bagi demi Papua adalah berharga. Kami ada di hutan tidak ada pilihan. Kami ditembak dan Papua Merdeka. Kalau pihak mereka ada yang mati akan ketahuan juga. Pihak kami juga. Jangan tanya banyak,” katanya.Beberapa waktu lalu, Ketua Dewan Adat Daerah (DAD) Paniai, Jhon Gobay telah mengadukan ke Komnas HAM di Jakarta, terkait adanya keresahan dan kekerasan terhadap warga masyarakat di Kabupaten Paniai akibat kehadiran anggota Brimob sejak beberapa waktu lalu.Dalam pertemuan itu, DAD Paniai dengan tegas minta kepada Presiden RI dan Kapolri agar segera menarik kembali pasukan Brimob dari wilayah Kabupaten Paniai.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.