Seperti halnya jabatan, teori juga bisa mengalami pergeseran, atau dengan kata lain lengser. Dahulu, orang-orang yang berpandangan behavioristik menyatakan bahwa belajar akan terjadi karena adanya stimulus dan nantinya akan menimbulkan respon, baik respon positif maupun respon negatif. Di dalamnya terkandung hubungan sebab akibat, jika sesuatu berakibat menyenangkan maka akan dilakukan dan sebaliknya jika akibatnya tidak menyenangkan maka akan ditinggalkan. Dalam teori ini juga menyebutkan bahwa dalam pembelajaran perlu adanya penguatanserta hukuman yang mendidik. Teori ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir linear, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif, dengan kata lain siswa berperan pasif. Mereka hanya menjiplak pengetahuan bukan menemukannya sendiri. Kecenderungan menjiplak akan membuat peserta didik menjadi pribadi yang kurang produktif, kurang imajinatif, kurang kreatif, berpikir linear dan konvergen. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya penggunaan aspek mental peserta didik, seperti: pikiran, perasaan, minat, bakat, keterampilan, dll. Oleh karena itu, teori behaviorisme tergeser oleh teori lainnya.