Di luar akurasi survey yang dilakukan oleh siapapun, sebagian masyarakat saat ini sudah jauh lebih cerdas dalam memilih calon-calon pemimpin masa depan. Pengaruh para kritikus, komentator yang dikerahkan oleh para kandidat juga berperan penting dalam mendongkrak elektabilitas seorang tokoh. Seperti misalnya seorang tokoh yang memiliki tim sendiri untuk mendongkrak elektabilitasnya di ranah sosmed. Dengan berbagai cara mereka lakukan agar target terpenuhi. Tidak beda dengan kandidat-kandidat lainnya. Tim mereka saling beradu argumen siapa yang layak untuk memimpin. Sayangnya persaingan ini seringkali dilakukan dengan cara-cara tidak layak. Berbagai cara mereka lakukan, baik itu kampanye hitam, menghujat, memaki hingga mencela pribadi tokohnya. Padahal bila mau dicermati kembali, bahwa berpolitik itu adalah proses pembelajaran bagi semua elemen di negeri ini untuk bisa menerima banyak perbedaan. Kemudian merealisasikannya dalam bentuk sinergi yang sehat demi kemaslahatan masyarakat luas.