Kahuripan Nirwana. Orang di kotaku sering menyebut nama tempat itu dengan sebutan KH (Kaha). Tak hanya aku, orang lain pun memiliki pola pikir yang sama dalam menghabiskan liburan di Desember 2024. Mereka berbondong-bondong ke tempat itu untuk berlari pagi. Mending cari angin segar, daripada di rumah mulu hawanya pengap.
Pada dasarnya, KH bukan tempat olahraga. Melainkan kawasan hunian bagi kalangan menengah ke atas. Aku pun tak terlalu yakin kelak akan bisa beli rumah di sana. Pengunjung biasanya memanfaatkan tepi jalanan dari jalanan lebar di KH untuk berlari pagi. Aku sendiri juga tidak tahu siapa pencetus awalnya.
Di hari libur ini, pemandangan yang umum di sana adalah kaum muda-mudi dengan pakaian olahraga yang modis. Mereka berlari pagi bersama. Bersama-sama berjuang melawan kemalasan yang mulai menyapa di hari libur. Jika sudah demikian, iblis akan membisikkan kejahatan, "daripada lari pagi, liburan mending turu ya kan?
Aaahhh!!! Aku sudah muak aku dengan pola hidup semacam itu! Liburan kok paginya bangun kesiangan? Libur panjang kok cuma rebahan di rumah? Sesekali aku mencoba hal baru apa salahnya. Lari pagi sekaligus cari kenalan. Peribahasa kata, "sambil menyelam minum air".
Biar makin semangat dan tidak dihantui pikiran acak seperti "kok aku lari pagi masih sendirian ya?", aku lantas mengambil penyuara telinga nirkabel yang kubawa di tas. Perangkat seharga 24 ribu itu kupakai untuk memutar lagu penyemangat kesukaanku. Yaitu "Nobody" yang dinyanyikan oleh grup musik asal Amerika Serikat, OneRepublic.
Huh, Huh, Huh!!! Kukira semangat yang membara akan membuatku kuat lari satu putaran tanpa henti. Rupanya tidak. Wajarlah, aku ini bukan ahli marathon. Namun bukan tidak mungkin, suatu saat aku akan menjadi 'ahli' dari hati seorang wanita. Dan pada akhirnya bisa mengajak seorang wanita marathon berdua. Ihiii...
Untuk menjadi 'ahli' nya wanita, aku harus menjalani liburan ini dengan keluar rumah. Keluar dari zona nyaman dengan cara menghirup udara pagi, melatih fisik biar tidak loyo, mengikuti tren positif di kalangan muda mudi, dan tentunya mengajak ngobrol seorang wanita secara acak! Itu adalah agenda yang sudah kurencanakan sejak November.
Tren muda-muda kini sukanya lari pagi atau jogging. Iya kan? Tidak hanya pagi, malahan siang sore lari. Malam juga kadang lari. Dimanapun kita berada, kita sering melihat orang jogging kan? Tak terkecuali kaum wanita. Mereka tak jarang nampak di momen-momen lari seperti jogging atau lomba marathon.
Pada dasarnya, aku tak tahu menahu dan enggan membahas marathon. Kecuali saat aku berhasil mengikuti langkah seorang wanita bernama Dhea. Aku sempat merasa malas mengajaknya ngobrol dia duluan. Bukannya minder karena aku pelari musiman. Hanya saja, dia nampak akrab dengan penyuara telinga yang dia sisipkan di balik kerudung hijaunya. Sesekali dia mengecek ponselnya untuk mengganti lagu.
"Sering jogging disini ya mbak?" Tanyaku agak belibet dan plegak-pleguk.
"Ehm...apa, Mas?" Dhea mencoba mengulangi pertanyaannya agar tahu jawabanku yang lebih jelas.
"Sering Jogging Disini Ya Mbak?" jelasku pakai sedikit 'capslock' tapi tanpa ngegas.
"I-iya." Giliran Dhea yang nampak belibet.
"Sudah berapa putaran?" Kutanya lagi dengan sok asyik dan berusaha menyentuh perasaannya.
"Sudah 10 kali sih, Mas!" Mak Jleb! Aku yang sekali putaran sudah ngos-ngosan pun sedikit terusik aura keminderannya. Padahal fisikku lebih tinggi dari wanita itu.
Dhea sangat bisa meresponku. Dia lancar sekali berbicara dengan lelaki asing yang mendekatinya 10 detik yang lalu, yaitu aku. Dhea bahkan berani menanyai umurku. Aku pun terus mengajak Dhea berbicara sampai dia kembali ke teman-temannya. Kita sempat berpisah. Aku kembali ke parkiran, dia di ujung jalan asyik bercengkerama.
Saat aku sudah jauh dari kawasan KH, di jalanan aku terpikirkan untuk kembali mengobrol dengan wanita itu. Dia hangat dan asyik. Tak seperti kebanyakan wanita. Aku lantas memutar balikkan motorku dan kembali ke KH.
Kini motorku kuparkir dekat dengan tempat dimana Dhea menaruh motornya. Aku melihat dia masih asyik bercanda dengan teman-temannya. Aku tanpa panjang pikir duduk di hadapannya sambil membawa sebotol kopi dingin guna meredakan 'panas hati'. Kopi tadi adalah antisipasi ketika suasana gagal hangat. Aku pasti akan panas hati karena kebanyakan dikacangin. Aku masih bisa mendinginkan pikiran dengan kopi itu.
Pertanyaan demi pertanyaan kulontarkan. Aku bahkan menantang diriku untuk sesekali ngobrol dan berkenalan dengan teman-teman Dhea. Diketahui juga, aku dan mereka berasal dari SMA yang sama. Mereka semua adalah kakak kelasku yang jaraknya lebih tua 2-3 tahun. Fakta itu benar-benar membuat kita banyak topik dan tak kehabisan bahan obrolan selama 20 menit.
Pada hari itu, aku dikelilingi banyak wanita berawalan huruf 'D'. Dhea kemudian didatangi oleh temannya yang lain yang bernama Dina. Parasnya sangat cantik dengan kacamata. Dina juga ramah. Aku berhasil memulai obrolan dan dia berhasil meresponku. Sekali lagi, aku dengannya mudah cair karena suatu kesamaan. Yakni berasal dari sekolah yang sama. Sesekali kita membahas keadaan sekolah terkini, guru kelas masing-masing, dan guru killer.
Pertemuan itu diakhiri dengan sesi foto bersama. Yes! Aku datang di momen yang pas! Dhea dan sekumpulan temannya kala itu sedang ingin melepas rindu dengan Dina yang katanya sekarang tinggal di Jakarta. Waktu Dina pun tidak banyak hari itu karena dia harus segera kembali ke sana.
Curi dengarku menangkap, Dhea dan teman-temannya hendak geser ke tempat lain untuk bersenang-senang. Jauh di lubuk hatiku menginginkan hadir di antara mereka. Hembusan angin yang menjatuhkan dedaunan pohon sonokeling menjadi saksi atas penyesalanku. Dimana diriku kala aku bisa lebih sering bertemu wanita? Lebih tepatnya di saat aku masih SMA. Aku terlalu membuang banyak waktu untuk mengurung diri di kelas dulunya.
Kepergian mereka kulepas dengan ikhlas. Aku yakin 99,9 persen aku takkan bisa bertemu mereka lagi walau aku telah memiliki kontak WhatsApp Dhea. Motorku perlahan berjalan keluar area KH. Bayang mereka pun hilang tersapu oleh semilir angin dan lalu lalang mobil. Sesekali mobil idamanku Toyota Raize lewat. Meski bukan hari ini, kuharap kelak aku bisa mengemudikan mobil itu bersama dengan wanita sejenis Dhea atau bahkan Dina.
Fakta pahit berkata, aku hanyalah bermotor Supra X 2008. Penyemangatku di jalanan kali ini adalah lagu dari OneRepublic yang berjudul "Sink Or Swim". Ingin rasanya aku mengetahui apa rahasia lelaki yang mampu berjodoh dengan wanita yang cantik seperti Dina dan menyayangi lelaki tersebut.
Namun jika dilihat dari sisi lain, aku tertarik pada Dhea bukan dari parasnya. Aku suka kehangatannya dan aku berharap berjodoh dengan wanita yang suka berolahraga dan lincah seperti Dhea. Terlebih lagi jika aku berjodoh dengan wanita yang badannya gendut. Semoga dia tidak malas berolahraga!
D untuk Desember. Liburan di bulan Desember yang datang kali ini berhasil kumanfaatkan! Yes! Lalu, D untuk Dhea dan Dina. Walau aku tahu mereka lebih tua dariku, walau aku gagal menemukan bunga hati lantas membawanya pulang ke rumah, aku merasa bangga! Aku berhasil menjawab sedikit dari rasa penasaranku. Aku tetap berani mencoba berkenalan dengan 2 dara itu.
Soal hasil? Masa bodo! Hal yang terpenting adalah aku tetap berusaha dan tak pernah berhenti melangkah. Tidak ada ceritanya diriku berpangku tangan untuk menemukan bunga hati! Tidak ada ceritanya aku jadi jomblo yang rendah diri! Malu Bos, hidup kok jadi orang minderan! Pede aja!