Â
      UMKM kini menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam menghidupkan kembali perekonomian bangsa. Berbagai tindakan telah dilakukan guna mendukung rencana tersebut, salah satunya dengan membentuk komunitas UMKM-UMKM di berbagai daerah untuk mendukung perkembangan UMKM. Di Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya pada Kabupaten Sleman, terdapat sebuah komunitas yang dibentuk oleh Tim PR Ambarukmo Group yang bernama Pasar Wiguna. Nama Wiguna berasal dari bahasa Jawa yang artinya berguna. Pasar Wiguna dibentuk oleh tim PR Ambarukmo Group dengan harapan dapat mengembangkan UMKM-UMKM yang ada di Sleman menjadi lebih dikenal masyarakat luas, sehingga dapat membantu perekonomian para pelaku UMKM. Konsep pasar ini mengambil ide dari taman yang ada di luar negeri, dimana pengunjung yang berkunjung ke Pasar Wiguna dapat bersantai dan menikmati suasana rindang di taman Pasar Wiguna.
      Hadirnya Pasar Wiguna sebagai pengembang ekonomi masyarakat mampu mendukung berkembangnya ekonomi saat ini, yang juga terdampak karena adanya pandemi Covid-19. Hal ini sesuai dengan teori perkembangan ekonomi pembangunan, dimana ekonomi yang berkembang mampu menciptakan keadaan ekonomi yang lebih baik. Setiap UMKM yang ada di Sleman dapat bergabung untuk menjadi bagian dari Pasar Wiguna. Pak Alung, tim PR Ambarukmo Group yang juga berperan sebagai penanggung jawab dari Pasar Wiguna, mengatakan bahwa cara untuk UMKM bergabung dengan Pasar Wiguna adalah dengan mendaftarkan pada tim, kemudian akan diseleksi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Nantinya apabila memenuhi standar dan kriteria dari tim PR Ambarukmo Group, tiap UMKM akan dihubungi 7 hari sebelum acara berlangsung, sehingga dapat mempersiapkan diri. Tiap minggu, tema yang diangkat akan berbeda-beda dan UMKM yang akan berjualan berbeda juga, menyesuaikan dengan konsep yang diadakan. Pak Alung juga mengatakan bahwa UMKM-UMKM yang lolos seleksi diberikan kesempatan yang sama untuk berjualan.
       Namun, kenyataan yang terjadi tidak selalu berjalan mulus dengan realita. Pada kenyataannya, UMKM-UMKM yang menjadi bagian dari Pasar Wiguna tidak mendapat kesempatan yang sama satu dengan yang lainnya. Sebagian besar UMKM yang berjualan di Pasar Wiguna didominasi oleh  tenant makanan dan minuman. Jenis makanan dan minuman yang dijual pun berbeda-beda, agar tidak ada kesamaan dan menimbulkan persaingan antar UMKM. Namun, apabila ada UMKM-UMKM yang mendapat perhatian lebih dari masyarakat dan juga menjadi UMKM favorit tim PR Ambarukmo Group, UMKM tersebut dapat memperoleh privilege khusus, yakni berupa kerja sama lebih lanjut dengan Ambarukmo Group. UMKM tersebut dapat memperoleh kesempatan untuk lebih berkembang, dengan menjalin kerjasama dengan Ambarukmo Group khususnya Hotel Ambarukmo. Produk yang dihasilkan oleh UMKM tersebut dapat dikontrak lebih lanjut untuk dijadikan produknya sebagai menu breakfast yang menjadi salah satu fasilitas yang diberikan manajemen hotel.
      Hal ini menimbulkan adanya ketidakmerataan perkembangan ekonomi diantara UMKM-UMKM di Pasar Wiguna. Tidak semua UMKM mendapatkan kesempatan yang sama dalam hal berkembang. Ada UMKM yang mendapat kesempatan hingga menjadi UMKM yang lebih maju, namun ada pula UMKM yang justru tidak mendapat kesempatan lebih dan tidak berkembang. Tidak semua UMKM dapat lolos dan menjadi UMKM yang bekerja sama dengan pihak Ambarukmo, sehingga ini menimbulkan ketidakmerataan perkembangan ekonomi. Hal ini menjadi poin yang patut diperhatikan oleh pihak tim PR Ambarukmo Group kedepannya. Ketidakmerataan perkembangan UMKM yang ada di Pasar Wiguna perlu diperhatikan agar setiap UMKM yang bergabung dalam Pasar Wiguna mampu mendapatkan kesempatan yang sama, agar dapat berkembang dan turut menjadi pengembang kemajuan ekonomi negara.
     Â
DAFTAR PUSTAKA
Bryant, W. dan White, L.G. (1989). Manajemen Pembangunan untuk Negara Berkembang (terjemahan). Jakarta: LP3ES.Â
Djojohadikusumo, S. (1994). Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.