Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kesejukan

2 November 2013   23:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:40 51 1
Siang ini kusempatkan megunjungi kota tua

dimana jejalan meninggalkan jejak tak ku pijak

warta angin menggores awanawan

pada kesejukan yang entah dari mana datangnya...

mungkin hadir dari sajak jamak yang menjelma

mungkin dari mustika entah yang keberapa

mungkin dari kincirkincir yang bercengkerama dengan angin

mungkin juga dari bilah bambu yang menjembatani dua kota

//

pijarpijar mata tersembunyi...

meraup tatapku tanpa rasa

basah... basah....

ruamruam di sekujur telapak kaki

memuja letih-perih

senandung lapaklapak pinggir kota

diiringi gesekan ilalang kering

//

canggung...

kusentuh dinding batu, gua

di tepi hutan mewilis, alamku(mu)(entah)

senyumku tetap memutar jentera hidup

rindu berkecipak meganak sungai

membelah belantara

//

sengaja, aku berkunjung ke kotamu

dimana anakanak kecil tanpa dosa menyambutku

dengan polosnya bercerita tentang ini itu

tentang bunga, mustika, dan jembatan bambu

kotamu, penuh sajak jamak yang kau wariskan padaku

//

kotamu...

mengajariku untuk selalu mengerti

kita tak perlu khawatir tentang masa depan

Ia telah merencanakan semua dengan sempurna

sakit atau bahagia

//

senyumku

menyambut kesejukan

dan pasrah atasNya

cintaku untukNya

menjadi jembatan

tanpa pedih

: wallahuallam

tpr,091013,cswb

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun