Kala mengingat waktu itu bersamamu
Beralih cerita pada seseorang,
Yang kini ku peluk erat
Kusemai bersama mentari
Di tiap pagi dan akhir petang
Barangkali lukisanmu masih terpasang di tembokku
Aku hanya memandangmu lalu,
Sambil ku wara-wiri, tuk terus menyibukkan diri
Sebagian tintaku mungkin habis untuk mewarnaimu
Namun ku berjuang bersama denting waktu
Mengisi kehidupan dengan nilai-nilai Illahi
Sepatah kata memang kadang membekas
Seperti halnya salahku memakimu
Dan saudaraku sendiri
Aku bersalah dalam emosi
Belajar mengendalikan diri menjadi bakti
Sejalan dengan rautan hatiku
Aku memaknai bijak akalku
Sabar memang pedih
Tertatih di tengah batu bara menyala
Suara hatiku lirih, menyerukan NamaMu Tuhan
Mengharap Ridho dan Kelegaan HatiMu
Tuk selalu menjaga dan menemaniku
Jalanku panjang
Langkahku harus tegap
Kakiku perlu kulatih sigap agar selalu siap
Hati, akal dan tanganku pun musti seirama,
Menyulam jeli keburukan diri ini
Semua kulakukan dengan kasih
Serta kupersembahkan dengan cinta
Semoga Dia mendengarku,
Menyapa salam doaku dan,
Selalu membimbing arah hidupku
Menuju Satu dalam kebajikan abadi
Brebes, 17 Desember 2021