Pengurus Yayasan dan Rektor Perguruan Tinggi bersepakat untuk saling membantu, memfasilitas bantuan beasiswa bagi warga Madura yang hendak menempuh pendidikan tinggi di kampus itu. "Dan Universitas MH Tambrin ini merupakan universitas kedua di Indonesia yang bekerja sama dengan Yayasan Bustanul Firdaus Jakarta," kata Pembina Yayasan itu, Kusyadi.
Sebelumnya Yayasan Bustanul Firdaus Jakarta ini juga telah bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan dalam memberikan fasilitas pelatihan bagi mahasiswa dalam bidang teknik dan peningkatan wawasan kerja industri, serta KIM Pamekasan Hebat sebagai media patner dalam berbagai kegiatan sosiali yang digelar oleh yayasan ini.
Kesamaan kepentingan antara Rektor Universitas MH Tambrin Dr Daeng Mohammad Faqih dengan para pengurus dan Pembina Yayasan Bustanul Firdaus Jakarta Kusyadi mengantarkan kedua pimpinan lembaga ini membuat komitmen dan kerja sama dalam berupaya memajukan sumber daya manusia (SDM) warga Madura.
"Selain sama-sama ingin mengabdi untuk kemajuan Madura dan peningkatan SDM generasi muda asal Pulau Madura, kami juga berasal dari kabupaten yang sama, yakni Kabupaten Pamekasan. Mas Daeng berasal dari Pamekasan dan saya juga berasal dari Pamekasan," kata pria asal Desa Trasak, Kecamatan Larangan, Pamekasan ini kepada KIM PAMEKASAN HEBAT dalam sebuah diskusi terbatas bertajuk "Madura, Etos dan Citra".
Yayasan Bustanul Firdaus Jakarta ini merupakan lembaga sosial yang dibentuk oleh komunitas perantau asal Madura yang berada di Jakarta sebagai sarana pengabdian, sekaligus media perekat persaudaraan antarwarga Madura yang tinggal di Jakarta.
Yayasan ini bergerak bidang pemberdayaan manusia (Sosial, Keagamaan dan Pendidikan) khususnya masyarakat Madura yang ada di Provinsi DKI Jakarta.
Bustanul Firdaus Jakarta sejatinya telah berdiri sejak 1994, yang kala itu aktivitasnya hanya sebatas pengajian setiap malam Jumat. Dalam perkembangannya kegiatan yayasan meluas seiring dengan perkembangan jumlah anggota yang tergabung di lembaga itu hingga mencapai sekitar 500 orang.
Lalu pada tahun 2021 dibentuk divisi-divisi, seperti Divisi Dakwah/Pengajian, Divisi Pendidikan, Divisi Sosial, dan Divisi Kelembagaan.
Beberapa akademisi asal Madura, seperti DR. Buhari M,Si  alumni Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Hozairi, S.ST., MT dari Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan,  lalu Syariful Alim S.Kom, M.Cs. dosen Teknik Informatika dari Ubhara Surabaya, termasuk Dr. Daeng Moh Faqih dari Universitas MH Tamrin Jakarta bersedia bergabung dengan yayasan ini untuk mewujudkan misi kemanusiaan, memajukan kegiatan sosial yayasan dan membantu memberdayakan dan mengembangkan SDM generasi muda Madura.
Prinsip membangun Madura tak harus di Madura, menjadi pegangan, sehingga perbaikan Madura dalam banyak hal perlu dilakukan. "Kalau warga Madura yang berupaya membangun dan memperbaiki citra Madura melalui dunia olahraga kan sudah ada, kita ini berupaya membangun dan memperbaiki Madura melalui kegiatan sosial di Yayasan Bustanul Firdaus Jakarta ini," kata Kusyadi yang juga dibenarkan oleh Dr Hozairi dan Dr Daeng Moh Faqih itu. (KIM PAMEKASAN HEBAT)