tak harus mati dengan rasaku untuk bisa mengolah tiap-tiap jiwa yang kutemui, kesadaran untuk memuaskan dan menjalani yang teramanatkan adalah kewajiban.
sakit, perih, terinjak adalah rasa yang harus tersingkir dari nurani untuk menyungging senyum yang tak tersirat kebencian. adakala bicara memang mudah, saat bertemu dengan peristiwa adalah sebuah perkara yang harus terselesaikan dengan jiwa yang lapang.
biarkan saja semua menjerit histeris, itu adalah sebuah penghargaan atas kerja keras sang penciptanya tak perlu tahu bahwa pekerjaannya sangat membuat hati menjerit dan penuh dengan jarum-jarum panas yang menusuk pelan-pelan ketika bertemu dengan pemilik ego yang penuh dngan keangkuhan.
sesaat dalam sepi teringat perlakuan yang antagonis.