Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Qurban Restraining Box

23 Juli 2021   22:10 Diperbarui: 24 Juli 2021   12:40 722 0
Merayakan Idul Adha di kala situasi pandemi telah memasuki kali kedua bagi masyarakat muslim. Bedanya, kekhawatiran akan penularan virus dan suasana mencekam yang diakibatkannya tidak seheboh layaknya tahun sebelumnya. Penyebaran virus belum optimal teratasi disaat aktivitas harus bergerak. Adaptasi, cara untuk bertahan di tengah pandemi. Pandemi mengharuskan setiap warga Untuk berhati-hati. Meski demikian, ibadah qurban terlihat tetap diupayakan terlaksana.

Prosesi penyembelihan atau pengelolaan hewan qurban sesuatu yang dinanti setelah ibadah Sholat Ied. Disunnahkan bagi muslim untuk melihat secara langsung saat penyembelihan hewan qurban guna meneladani makna Hari Raya Idul Adha. Di sisi lain, upaya untuk mengondisikan hewan qurban, khususnya sapi, menjadi tantangan tersendiri. Berbeda dengan kambing atau domba yang cukup ditangani oleh minimal dua atau bahkan cukup satu orang, sapi memerlukan lebih banyak tenaga dalam pengelolaanya.  Selain perawakannya yang besar, sapi juga kerap mudah marah  bila tidak ditangani dengan benar dan tepat. Mengamuk, atau bahkan lepas dari ikatan menjadi hal yang mungkin terjadi bila keliru dalam penanganan.

Seperti laporan dari Tribun Manado yang melaporkan bahwa mengamuknya sapi saat prosesi penyembelihan berakibat pada keselamatan orang sekitar. Patah lengan, ditendang sapi, hingga hilangnya nyawa tertulis dalam kabar tersebut.

Hal-hal yang diinginkan tersebut tidak terjadi dalam penyembelihan sapi di Mushola Al-Musafir. Ada yang berbeda di halaman Mushola Al-Musafir. Ada yang berbeda dari metode pengelolaan hewan qurban dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pun kali pertama saya melihat metode pengelolaan yang seperti ini. Apakah itu?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun