"Jangan yg dilihat hanya dalam konteks penembakannya saja. Saya sangat menyesalkan adanya korban meninggal. Anak kita, Angga. Tapi jangan lalu dilihat seolah-olah polisi datang ke situ langsung menembak-nembak masyarakat, tidak," kata Djoko usai mengikuti rapat kabinet di Kemendikbud, Jl Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (31/7/2012).
"Harus perkaranya dijelaskan kepada masyarakat karena ada penjarahan, pencurian yg dilakukan oleh anggota masyarakat. Polisi melakukan upaya penegakan hukum. Datang ke situ, tapi dikepung, dikeroyok, dilempari batu. Ada yg membawa parang. Konteks itu yang harus diliput secara penuh," imbuhnya (detik.com).
Saya pikir jika kasus ini dilihat dengan utuh maka tetap saja polisi yang salah. Bentrok tidak akan terjadi jika polisi tidak datang dengan rombongan Brimob bersenjata lengkap. Warga yang sebelumnya punya masalah tanah dengan PTPN. Kehadiran rombongan brimob pun akhirnya dihadapi dengan kerumunan massa. Seharusnya polisi melakukan cara yang lebih baik tanpa membawa senjata lengkap.
Saya harap Menko Polhukam Djoko Suyanto tidak menjadikan warga menjadi pihak yang bersalah. Warga tidak akan melawan jika para pemimpinnya tidak datang menggunakan senjata. Cara Jokowi yang mengundang perwakilan kaki lima untuk makan bersama tanpa mengedepankan fungsi satpol PP, harusnya bisa ditiru. Masa rakyat sendiri didatangi dengan senjata?
Salam.