"OPM tak memiliki lobby internasional yang kuat. Banyak negara yang masih mendukung Indonesia. dari 150 yang melakukan kongres rakyat Papua, hanya segelintir yang menginginkan hal tersebut menjadi gerakan besar. Upaya untuk menarik simpati dalam negeri, hanya segelintir saja. Gerakan yang bersenjata juga kecil," pungkasnya.
Saya yakin apa yang dikatakan Purnomo sesuai fakta yang ada. Tetapi saya pikir, meski kecil OPM harus tetap diwaspadai. Kata orang bijak, kita jatuh bukan karena batu besar melainkan batu kecil atau kerikil. Mengapa? Karena kita menganggap batu kecil itu tidak ada apa-apanya sampai kita jatuh karenanya. OPM memang kecil, tetapi Papua bisa lepas gara-gara mereka.
Fakta sejarah mencatat negara ini pernah guncang oleh sebuah gerakan kecil bernama PKI. Tidak ada yang pernah menyangka gerakan kecil ini akan mampu mengancam pertahanan negara, tetapi mereka telah membuktikannya. Para jenderal mereka bunuh dan Pancasila mau mereka ganti. Syukurnya PKI berhasil dihentikan. Sejarah juga mencatat Timor-timur (Timor Leste) lepas berawal dari gerakan kecil. Setelah diadakan referendum, akhirnya Timor pun lepas.
Saya berharap pernyataan Purnomo ini tidak menjadi bumerang bagi bangsa Indonesia. Isu Papua harus dijadikan sebuah isu penting yang mendesak harus diselesaikan. Lepasnya Papua bisa mengancam bubarnya NKRI. Oleh karena itu jangan sepelekan OPM. Gerakan mereka yang kecil, kekecewaan kepada Freeport, dan ketidakadilan yang dialami rakyat papua sampai sekarang akan menjadi sebuah kekuatan yang mengerikan.
Semoga tim khusus yang dibentuk Presiden bisa segera menyelesaikan masalah ini dengan serius. Papua adalah Indonesia. Tanpa Papua, tidak ada Indonesia!!
Selamat pagi.