Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Nasir, "Negosiator" Partai Demokrat?!

17 Agustus 2011   12:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:42 280 0
Tempointeraktif.com memberitakan bahwa Muhammad Nasir, sepupu Muhammad Nazaruddin, pagi tadi kembali mencoba mendatangi Markas Komando Brimob di Kelapa Dua, Depok, untuk mengunjungi Nazar. Namun petugas penjaga gerbang tak mengizinkannya masuk. Nasir datang sekitar pukul 09.50 WIB. Ia menumpang mobil hitam Toyota Velfirre bernomor polisi B 555 AVI. Sesampainya di depan gerbang Mako Brimob, Nasir tampak berbincang beberapa menit dengan petugas keamanan yang berjaga di gerbang Mako Brimob dari dalam mobilnya dengan membuka tiga perempat jendela. Tidak mendapat izin masuk, ia pun pergi.

Sikap Nasir yang mengunjungi Nazar sendirian membuat saya curiga. Apakah Nasir dikirim Partai Demokrat untuk melakukan deal politik atau tidak. Karena semenjak Nazar datang, Nasir adalah saudara Nazar yang paling ngotot bertemu. Pagi tadi pun Nasir mencoba masuk padahal sudah jelas bahwa itu bukan waktu kunjungan. Sepertinya Nasir mencoba masuk pada hari yang sepi pengunjung.

Kedatangan Nazaruddin memang sangat mengancam keberadaan Partai Demokrat. Jika dia sudah masuk dalam tahap penyidikan, maka setiap nama yang disebutkannya akan ikut ditarik dalam persidangan. Hal ini tentu saja akan menggangu pergerakan partai. Apalagi jika Anas sang ketua umum ikut terseret.

Kecurigaan saya atas adanya deal politik juga terbukti dengan kengototan OC Kaligis menjadi pengacara Nazar. Nasir pun sangat ngotot OC Kaligis yang menjadi pengacara Nazar. Salah satu indikasi ada tawaran deal adalah pernyataan OC Kaligis yang menyatakan Nazar tidak akan membawa partai demokrat dalam kasus korupsi yang ditangani KPK. Pernyataan itu seperti sinyal bahwa Nazar mau bernegoisasi.

Benar tidaknya Nasir menjadi Negosiator memang perlu diuji lagi. Tetapi jika benar maka kita akan lihat Nazar yang ompong. Dia akan meralat semua pernyataannya dan membuat pernyataan sesuai pesanan. Hal ini pada akhirnya membuat kecewa publik yang terlanjur berharap Nazar "bernyanyi".

Jika pun Nasir tidak jadi negosiator Partai Demokrat, minimal dia mau menyelamatkan diri sendiri. Bagaimana pendapat anda? Benarkah Demokrat mengadakan deal pada Nazar?

Selamat Malam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun