Awalnya, menurut dia, tarif SMS mendukung Pulau Komodo sebesar Rp 2000/sms. Namun, timbul masalah dan pemerintah menarik Pulau Komodo dari ajang New7Wonders. Akhirnya diambil-alih Pak Jusuf Kalla bersama kelompok P2K dengan tarif Rp0 sampai Rp1/sms. Kementerian Komunikasi dan Informatika semula mengaku telah menerima pengaduan terkait vote Pulau Komodo melalui layanan SMS. Karena saat berikan dukungan dibayar melebihi ketentuan, yakni mencapai Rp.1000-1500/sms. Padahal, dijanjikan vote melalui sms itu tidak dipungut biaya
(gratis).
Ketika membaca pernyataan BRTI ini saya pun segera sms KOMODO ke 9818 melalui kartu Simpati saya. Pulsa saya waktu itu tinggal Rp 7.951 dan ketika saya kirim sms pulsa saya berkurang Rp 1 menjadi Rp 7.950. Lalu mengapa ada laporan penyedotan pulsa sampai 1.500? Saya juga tidak tahu mengapa bisa seperti itu. Tetapi dari apa yang saya lakukan, pernyataan BRTI itu tidak benar.
Giatnya pengawasan BRTI membuat saya juga bertanya-tanya. Sangat berbeda dengan kasus penyedotan pulsa yang dilakukan oleh beberapa operator. BRTI seperti ompong dan tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan meski sudah ada yang melapor, belum juga ditemukan siapa pelakunya. Bukankah mereka itu teregister supaya bisa mengirimkan sms dan membuat link menyedot pulsa?
Semoga dalam pengawasan ini BRTI tidak punya maksud apa-apa. Karena penggalangan dukungan melalui sms ini tidak merugikan konsumen dan dilakukan dengan sadar. Jadi, mari kita terus "vote"! Hanya Rp 1 kalau anda memakai Simpati.
Selamat pagi.