Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Jokowi "Nyapres", Peluang Prabowo "Nyapres" Mengecil

17 Maret 2014   15:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 2742 0
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto masih terlihat kesal dan kecewa dengan keputusan Megawati Soekarnoputri memberi mandat kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan. Keputusan Megawati tersebut bukan hanya melanggar Perjanjian Batu Tulis tahun 2009 tetapi juga akan memperkecil peluang Prabowo menjadi capres 2014. Mengapa? Karena Prabowo harus mengandalkan Gerindra untuk bisa maju di Pilpres 2014.

Prabowo sepertinya sadar dia tidak akan bisa mengandalkan Gerindra sebagai kendaraannya melenggang menjadi Presiden 2014-2019. Jika hanya mengandalkan Gerindra, maka Prabowo harus mencari partai lain unuk berkoalisi. Perkiraan suara Gerindra kemungkinan tidak akan melewati angka 20 persen.

Kondisi inilah yang membuat Prabowo kesal dan kecewa dengan Mega. Meski di politik tidak ada musuh dan sahabat sejati, tetapi akan sangat sulit Prabowo dan Gerindra berkoalisi dengan partai lain. Jika pun dapat dan bisa maju dalam Pilpres 2014, peluang menang tidak akan besar. Meminta dukungan PDIP bukan hanya supaya dapat suara besar tetapi juga menutup peluang Jokowi maju. Jika Jokowi maju dan jadi capres maka habislah peluang Prabowo.

Prabowo sendiri sangat jelas terlihat kekesalannya karena Mega tidak mendukungnya malah memberi mandat kepada Jokowi.

"Kalau anda di pihak saya, kira-kira dan kalau Anda di pihak saya, anda kecewa nggak? Gimana rasanya?" tanya balik Prabowo Subianto kepada wartawan yang menanyakannya soal pencapresan Jokowi oleh PDIP di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (16/3/2014).

Namun yang lebih mengecewakan dari sikap Megawati ungkap Prabowo adalah, anak Proklamator RI tersebut seperti menghindar saat diminta berkomunikasi olehnya terkait hal ini.

"Saya sudah meminta dari beberapa bulan lalu. Tapi saya nggak ngerti apa salah saya? Karena saya selalu menghormati beliau (Mega), karena saya merasa tidak pernah berbuat salah apa-apa. Saya menjaga karena saya ingin untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia," tutur Prabowo (liputan6.com).

Kasihan memang jika melihat posisi Prabowo sekarang. Ingin menjadi Presiden sejak 2009 tetapi suara kurang dan harus mengalah karena PDIP, kini harus meratap lagi melihat peluangnya menjadi capres mengecil. Ingin mengajak Mega berbicara tetapi tidak digubris. Pada akhirnya kekecewaan pun membesar.

Saya pikir Mega harus angkat bicara tentang hal ini. Apakah memang perjanjian batal ketika Mega kalah di pilpres seperti yang disampaikan oleh Eva Sundari politisi PDIP di akun twitternya, atau ada alasan lain. Supaya Prabowo bisa tahu dan belajar menerima keputusan Mega.

Kasihan memang Prabowo. Impiannya menjadi Presiden Indonesia terlihat mengecil dan butuh perjuangan yang sangat keras. Mencari partai koalisi lain supaya bisa maju di Pilpres dan membuktikan diri memang diinginkan banyak rakyat menjadi Presiden seperti yang selama ini didengung-dengungkan. Tetapi sanggupkah Prabowo mengalahkan Jokowi dalam duel langsung di Pilpres? Saya sangat meragukannya.

Salam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun