MARTINO sudah tidur sekitar sejam yang lalu. Tangan kanannya masih memegang buku berwarna merah keungu-unguan milik Ayu Utami itu. Buku kedua setelah
Saman yang sangat laris di masa itu, menjelang hari-hari terakhir Soeharto dan Orde Baru-nya berkuasa. Novel
Saman dan
Larung dibicarakan di mana-mana. Dianggap sebuah karya sastra yang berani menyuarakan orang-orang tertindas, yang disuarakan oleh sekelompok anak-anak muda yang bergerak di bawah tanah melakukan perlawanan. Novel yang memenangkan lomba di Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun 1998.
KEMBALI KE ARTIKEL