Karena penasaran, saya samperin. Ketika saya sudah berhenti di depan mukanya, saya yakin jika itu Aripin. Anehnya, dia tak menghiraukan kehadiranku. Dia masih tertawa sambil mengelus-elus seekor kucing. Kucing yang buruk rupa. Saya panggil berkali-kali, tak ada reaksi. Ketika kutepuk tangannya, ia menatapku. Tajam sekali. Saya gugup. Dengan tiba-tiba, kaki Aripin menghajar perutku. Saya terhuyung. Setelah itu, kulihat tubuh Aripin melayang-layang di udara seperti kapas. Semakin tinggi.
--
Sepanjang raya
11 Okt 2016 17:02:45
KEMBALI KE ARTIKEL