Sebelum aku meninggalkan kampung kelahiranku, barang sejenak kuhirup udara siang itu. Udara yang sejuk. Aku pasti mengingatnya. Kehidupan selalu menampilkan cara-cara yang susah ditebak. harusnya aku masih di sini. Bersama bapak dan ibu. Bersekolah. Membantu Ibu jualan. Membantu bapak di ladang. Namun, roda zaman berputar dengan cepatnya. Putarannya kini melindas keluargaku. Setelah Bapak, kini Ibuku yang berjumpa dengan Allah. Dari piatu menjadi yatim piatu. Sebatang kara. Usiaku beberapa hari lagi menginjak 14 tahun. Kini, setelah kesedihan dan kenangan mampu kuredam, saatnya aku akan mencari pengalaman baru. Ke Surabaya. Bekerja bareng bulik Romlah. Entah bekerja apa, yang penting hidupku yang masih segini ini tak boleh sia-sia.
KEMBALI KE ARTIKEL