Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Tahun Baru yang Meledak-ledak

4 Januari 2016   09:56 Diperbarui: 4 Januari 2016   09:56 50 1
"Bapak tidak bisa memaksaka kehendak. Ini negara demokrasi. Negara menjamin serikat. Menjamin kebebasan berekspresi. Ini bukan jaman batu, ini era multi milenium. Saya tak terima dengan keputusan konyol bapak. Kalau mau mengharamkan, kenapa ndak dari dulu-dulu. Kenapa baru sekarang. Maaf Bapak, ini jaman sudah terbuka. Pemaksaan kehendak sudah harus dikubur hidup-hidup." Sehabis nyerocos di muka bapaknya, Rohman mengambil asbak. Dilemparkannya ke jendela. Tak ayal, bunyi pecahan berderai. Si emak yang lagi masak di dapur kaget. Berlari sambil membawa kayu berukuran jumbo ke ruangan.
Rohman makin kalap. "Sekarang emak pilih siapa? saya atau dia!" suaranya meninggi. Emak celingukan. Tapi merasa dibentak, perempuan itu tak terima. "He, anak setan. jaga ucapanmu ya. Bentak-bentak emakmu. Tak punya tata krama kamu..." kayu ditangannya melesat mengincar tubuh ringkih Rohman. Dengan gerakan ringan, Rohman berkelit. Televisi layar datar menjadi korbannya. Remuk layarnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun