Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Orkestra Hujan

10 Januari 2014   10:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 36 0
ada yang berbeda. kalender di rumahmu tampak lebih segar.
aku tak bosan berbincang dengannya.
menghirup kopi sambil terbata-bata melafalkan angka.
berawal satu, lalu dua, kemudian tiga, dilanjut empat, disambung enam, disusul tujuh, di emmm...
istrimu selalu mengagetkanku. tepat sebelum angka itu.

pernah diam-diam aku masuk ke rumahmu. berjingkat mendekati kalendermu.
berawal satu, lalu dua, kemudian tiga, dilanjut empat, disambung enam, disusul tujuh, di emmm....
istrimu selalu mengagetkanku. nyaris ketika kusebut angka itu.


seperti biasa, kamu selalu tertawa mendengar cerita istrimu.
bahkan sangat kompak: kalian menyebutku gila

berawal satu, lalu dua, kemudian tiga, dilanjut empat, disambung enam, disusul tujuh, di emmm...
terputus. hujan awal masehi tak menentu
mesiu-mesiu masih tersimpan di mesium-mesium kota
harga elpiji 12 kg berjajar teratur dihibur orkestra hujan

sementara kalendermu masih menyimpan pesona.
cerita cerita dan sebagainya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun