Statemen mereka yang bersebrangan dengan Ahok antara lain datang dari Muhammad Taufik, Ketua DPRD dari partai Gerindra, yang akan melengserkan Ahok dari Jabatan sebagai Wakil gubernur dan mempersulit Ahok untuk menggantikan sebagai orang nomor satu di Jakarta. sedangkan Fadli Zon mengatakan bahwa Ahok adalah kutu loncat serta Gerindra tidak butuh Ahok. Bahkan dalam kesempatan lainpun Fadli Zon mengatakan bahwa Gerindra besar bukan karena Ahok.Walau demikian rakyat Indonesia tahu bahwa Ahok adalah kader Gerindra.
Statemen lain datang dari Petinggi PKS yang menantang dan memanas manasi Ahok agar mundur dari Jabatan Wakil Gubernur saat ini. Hidayat Nur Wahid yang seorang sangat dikenal sebagai salah satu Petinggi Partai Keadilan Sejahtera tersebut sepertinya tidak menyia nyiakan polemik intern antara mantan kader Gerindra dengan Petinggi Gerindra. Dengan mengatakan Ahok jangan mau enaknya saja, dia meneruskan kata kata M. Taufik untuk mundur dari Jabatannya sebagai Wagub.
Namun dengan kelincahan Ahok berhasil menggiring opini masyarakat Jakarta menjadi lebih baik dan tenang, pasca keinginannya mempunya wagub dari Petinggi dilingkungan Masyarakat Betawi. H Nachrowi yang merupakan salah satu pesaingnya pada saat PILKADA disebut sebut Ahok sebagai orang yang pantas menjadi wakilnya apabila sudah menggantikan Jokowi yang menjadi Presiden RI ke 7 Oktober nanti.
Siapapun di DKI tahu siapa Mayor Jenderal (purn) Nachrowi Ramli. Selain sebagai seorang Ketua Badan Musyawarah Betawi, Beliau adalah satu satunya putra asli Betawi yang sukses menjadi seorang Jenderal Angkatan Darat. Dan sangat mempengaruhi partai dan situasi politik di DKI Jakarta.
Semoga,keinginan Ahok untuk merangkul Nachrowi Ramli bisa benar benar terwujud. Karena selain beliau sangat mengerti karakteristik masyarakatnya, beliau adalah orang yang sangat disegani oleh berbagai pihak, baik dari petinggi partai terutama dari kalangan umat mayoritas di Jakarta. Dengan kata lain, Ganggu Ahok sama saja ganggu pak Jenderal Betawi.