Dalam KBBI ikut itu sama dengan menyertai, turut. Atau melakukan seseuatu sebagaimana yang dikerjakan orang lain.
Ikut , mengikuti seseuatu atau seseorang itu wajar-wajar saja. Yang kurang wajar itu kalau ikut-ikutan. Bahkan bukan hanya kurang wajar tapi kurang ajar jika ikit-ikutan itu hanya grudag-grudug tanpa rembug, tanpa tahu tujuan mengapa mereka mengikuti seseorang atau seseuatu. Peribahasa melayu seperti baling-baling diatas bukit, mengikuti kemana arah angin.
Misal si Dia sedang naik daun, ngetop, tenar atau apalah namanya. Maka yang lain mengikuti pula dari belakang, misalnya si A, B, C dan masih banyak lagi. Itu tak masalah bila mengikutinya itu tidak menimbulkan masalah.
Biar nggak bingung baiklah inisial A, B, C hingga Z dikonkretkan namanya. Si Dia itu maksud saya yang sedang menjadi buah bibir, sedang menjadi pembahasan hangat,perbincangan, perdebatan bahkan perseteruan, yaaaa Dia itu bernama GAS.
GAS yang sedang naik daun, maksudnya naik harga. Diikuti pula oleh naikknya harga ; Ayam, Beras, Cabe, Daging, Enthog dan banyak lagi “pengikut” yang bikin masalah rakyat semakin terpuruk.
Ada yang bilang, yang menggunakan bakar gas itu kan punya HP, punya TV, punya motor, punya mobil. Jadi maksudnya pemakai BBG itu hanya kalangan menengah ke atas. Tapi efeknya Mbok, kami rakyat kecil ini yang selalu tertindas. Berbagai harga komoditas ikut terkatrol.
Terserahlah Gas mau dinaikkan setinggi langit tak masalah buat kami, lah wong kami nggak makan minum atau nyedot gas. Tapi itu tadi, kami minta harga-harga lainnya harus dipertahankan, bila perlu diturunkan dari harga sekarang.
“Itu salah Pertamina, bukan salah Pemerintah”, kata seorang politikus. Saya baru tahu kalau Pertamina itu bukan bagian dari Pemerintah.
Sejak dulu saya menganggap yang disebut Pemerintah itu bukan hanya Presiden saja, tapi mulai dari Lurah, Camat, Bupati, Gubernur, Menteri, DPR, BUMN dan tentunya PERTAMINA juga.
Awas, selain diikuti kenaikan yang disebut diatas, ada penumpang gelap yang mengambil kesempatan memancing di air keruh. Ini tahun politik, bau-bau kebusukan politik bisa lebih menyengat dari bau gas!