Penipuan burung cukup marak terjadi di masyarakat kita. Yang lazim terjadi modusnya lewat jual beli burung. Dan terutama jual beli burung yang dilakukan secara online.
Penipuan di dunia burung sebenarnya bukan hal istimewa. Karena riilnya penipuan tidak hanya terjadi di dunia burung saja. Penipuan telah menyebar di semua sektor. Coba datanglah ke pasar kambing. Beractinglah layaknya seorang pembeli kambing beneran. Jika kualitas acting anda bener-bener mirip jurkam (juragan kambing) Anda bakal menemukan begitu banyak penjual kambing yang kurang jujur saat mempromosikan kambing miliknya. Promosi yang sudah dicampur kebohongan tentunya.
Anda mau beli motor ? Setali tiga uang dengan kasus kambing di atas. Kunjungilah salah satu show room motor bekas di kota anda. Andapun potensial ketemu calo. Jika anda tidak berhati-hati anda bakal di giring untuk membeli motor yang tidak bener dan dengan harga yang tidak bener pula. Motor yang mesinnya sudah dipreteli, dengan bodi yang digosok kinclong, sudah cukup alasan bagi para calo untuk memasang harga sampai sundul langit sambil mengatakan “Ini orisinil mas !”
Anda mau ngurus sertifikat tanah, membuat akte pendirian usaha, mengajukan ijin pendirian bangunan, memasukkan proposal tender proyek, masuk industri garmen, kulakan besi, beli sayur mesti hati-hati karena semua itu bisa menjadi sarana penipuan. Karena penipuan berpeluang terjadi di semua sector, barang maupun jasa. Jadi sekali lagi penipuan bukan menjadi monopoli dunia perburungan saja, apa lagi dunia perburungan online.
Dalam beberapa hari ini saya mendapat beberapa pengaduan dari orang-orang yang ditipu saat bertransaksi burung. Sebenarnya rata-rata modusnya masih modus lama. Misalnya begini. Si A menawarkan burung jalak bali dengan harga miring banget bahkan hanya sekitar 30% dari harga dimana saya biasa menjual yaitu hanya sekitar 3,5 juta sepasang. Kemudian calon pembeli melakukan tawar menawar.
Setelah deal dan disepakati cara pembayaran dengan model transfer, dijanjikan kepada pembeli bahwa burung akan dikirim hari itu juga. Namun setelah uang ditransfer, kiriman burung tidak kunjung datang. Dan celakanya nomor hp-nya sudah tidak bisa dikontak lagi.
Sebenarnya penipuan ini bermodus lama. Tapi yang aneh masih ada saja orang yang kena tipu. Dan jangan lengah penipuan ini juga berpeluang menimpa kita. Di mana sebenarnya “kehebatan” dari penipuan ini sehingga masih saja bisa memangsa korban-koran baru ?
Sebelum menjawabnya saya teringat pesan bang napi dalam iklan layanan masyarakat yang ditayangkan salah satu stasiun televisi suasta beberapa tahun lalu. Pesannya begini “Ingat kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena adanya kesempatan . . .waspadalah . . . waspadalah . . . !
Dari beberapa kasus yang saya cermati, saya melihat bahwa beberapa korban penipuan di dunia online, karena “salahnya korban sendiri”. Setidaknya karena adanya andil dari sang korban. Di mana sang korban menyediakan diri untuk masuk ke dalam perangkap si penipu. Umpan paling efektif untuk menjerat calon korban adalah harga burung yang miring. Dan ini yang sering terjadi.
Si penipu tahu betul bahwa kebanyakan dalam membeli burung umumnya orang hanya berpatokan pada harga burung saja. Soal kualitas burung apa lagi legalitas burung (untuk burung-burung yang dilindungi) sebagian besar tidak perduli. Mereka hanya berfikir soal harga. Asal harganya murah ( dengan diembel-embeli burungnya bagus) maka akan dia beli.
Karena focus mereka pada harga burung maka begitu mendapatkan tawaran via internet misalnya harga sepasang jalak bali bersertifikat hanya tiga juta lima ratus ribu rupiah perpasang, maka mereka menjadi sangat antusias. Antusiasme inilah yang digarap lebi lanjut oleh penipu tersebut.
Begitu antusiasme calon korban sudah terbaca oleh sang penipu maka si calon korban akan semakin digarap. Misalnya dengan mengatakan cukup kasih uang muka 50% saja, Ini artinya dengan uang 1,75 jt saja anda sudah bisa memiliki sepasang jalak bali. Coba siapa yang tidak ngiler ?
Setelah itu pada saat pengiriman tiba-tiba ada kabar dari fihak ekspedisi yang menagih premi asuransi sebesar 50%. Ketika ditanyakan kok pakai bayar premi asuransi segala dan besarnya kok sampai 50% ? Fihak ekspedisi abal-abal tersebut bilang bahwa ini memang ketentuan di ekspedisi kami. Perdebatanpun tidak bisa dihindari. Dan selanjutnya anda sudah bisa menebak sendiri bagaimana jalan ceritanya. Silakan dilanjutkan sendiri ya . . . .
Saya ingin menyampaikan bahwa, saat anda ingin membeli burung jalak bali dengan tujuan untuk ditangkarkan sebenarnya soal pembelian burung, itu hanya salah satu aspek saja. Jika anda ingin menangkarkan burung dengan aman nyaman dan berhasil dengan baik, ada beberap aspek yang mesti anda penuhi. Berikut ini saya paparkan beberapa di antaranya.
Pertama; kelayakan burung untuk di tangkarkan. Ini menyangkut kesehatan dan kondisi burung ( tidak cacat). Ini mutlak. Anda tidak bisa berharap pada burung yang sedang sakit untuk bertelur. Anda juga tidak disarankan untuk menangkar burung yang cacat permanen. Karena bakal mengganggu jalannya penangkaran anda.
Kedua; legalitas burung. Jika anda membeli burung-burung yang dilindungi maka pastikan burung yang anda beli statusnya legal. Pastikan bahwa burung yang anda beli memiliki sertifikat. Yang kedua pastikan bahwa sertifikat burung tersebut asli bukan abal-abal. Karena di pasaran tidak sedikit beredar sertifikat burung yang kelihatannya asli tapi ternyata palsu.
Bagaimana cara mengecek sertifikat seekor burung misalnya jalak bali asli atau palsu ? Pertama minta ditunjukkan sertifikatnya. Lihatlah . . . dengan menggunakan insting anda cobalah untuk mencermati. Kira-kira sertifikat seperti ini asli atau palsu. Tunggu komentar dari suara hati terdalam anda “Ooo ini kayaknya asli . ..atau . . .ini kayaknya kok tidak meyakinkan, saya ragu kalau sertifikat ini asli . . .masak kayak begini asli . . .”. Percayalah dengan kata hati anda. Kedua; kenali nama farm dari penangkarnya. Lakukan check and recheck ke panangkarnya. Anda bisa menghubungi nomor telepon yang tercantum dalam sertifikat tersebut. Ketiga; lakukan penelitian terhadap sertifikatnya. sebagai mana contoh dalam sertifikat berikut.