Malam hari setelah seminggu berlalu, hari yang mungkin menjadi awal penyebab dari peristiwa ironis yang kualami. Dewi tiba-tiba datang meminta nafkah untuk biaya sekolah anak kami. Perdebatan cukup hebat kala itu, entah pengaruh alkohol atau memang begini sifatku, sampai-sampai membuat Dewi menetskan darah dari pelipisnya. Aku tak begitu ingat, bayangan masa itu hanyalah aku yang panik dan melarikan diri dari rumah, serta rintihan dan jeritan Dewi yang kupukul berkali-kali jelas terdengar bercampur dengan perasaan acuh tak acuh saat pergi melarikan diri dari tempat itu.
KEMBALI KE ARTIKEL