Lalu, di sebelah wajah bulan, Dea lepaskan pucat itu. Ada rindu lain, saat lelaki itu sedang terpesona, ia tawarkan bahu kirinya. Basah itu seperti gerimis, telah pula lepas perlahan dari matanya, Dea hitung setiap rintik sebelum tersimpan rapi di ingatan dan menamainya kesedihan.
KEMBALI KE ARTIKEL