Ratusan pasang mata mencengkeram orang yang sedang berbicara di depan. Jangankan badan yang bergerak ke kiri dan kanan sebagai upaya menarik perhatian, bahkan urat-urat di dahipun tidak luput dari tajamnya sorotan mata-mata tersebut. Telinga-telinga yang hadir seolah berlomba memperpanjang dirinya untuk bisa menjadi yang terdekat ke sumber suara. Alasannya karena tidak ingin melewatkan satu hurufpun yang keluar dari lidah konsultan politik ternama.
KEMBALI KE ARTIKEL