Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Menunggu Cinta Menemukan Takdirnya

23 Oktober 2020   11:53 Diperbarui: 23 Oktober 2020   12:21 104 17
Masih adakah cinta
Yang terbuat tanpa keputus-asaan
Tanpa tuntutan
Tanpa kepemilikan
Yang terbuat dari kesetiaan

Hari ini?
Saat kecepatan, pergeseran, dan kemunafikan bergandeng tangan

***

Seorang pengembala muda
Mencintai kekasihnya
Seperti fajar
Yang mencintai paginya--tanpa jeda
Seperti senja
Yang mencintai perpindahan malamnya--tanpa jeda
Seperti laut yang mencintai pasang surutnya--tanpa jeda

Pemuda pengembala tak tahu
Jika suatu saat nanti
Kekasihnya tak dapat lagi dinamakan kekasih
Seperti domba-domba yang ia tuntut, berlarian tak tentu arah

Yang ia yakini,
Jika pun ia harus mati sebagai pengembala saja
Setidaknya, sesudah Tuhan mengambil nyawa berdosanya

Kekasihnya datang dan memeluknya
Menangis dalam semua tanyanya

"Bagaimana jika hanya engkau yang aku cintai?"

"Bagaimana jika hanya engkau yang ingin aku miliki?"

"Bagaimana jika hanya engkau yang ingin aku temani menjadi sepasang merpati sampai sayap-sayapnya tak bisa terbang lagi?"

"Sedang kamu pergi?"

***

Pengembala itu terlalu bermimpi
Bagi pujaannya yang ia namakan kekasih
Hanyalah misteri
Sebagaimana matinya
Yang hanya akan berakhir diantara bulu-bulu dombanya
Ia hanya menunggu cinta menemukan takdirnya
Segaimana matinya
Menunggu waktu ditetapkannya


***
Makassar. 23/10/2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun