Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor Pilihan

Metode Pembelajaran Sekolah Rakyat Tempo Dulu Lebih Efektif Ketimbang Sekolah Daring

9 Oktober 2020   20:09 Diperbarui: 9 Oktober 2020   20:13 151 3
Mau diakui atau tidak, mau jujur atau tidak, baik guru maupun siswa khususnya yang berada di wilayah lemah akses jaringan internet, pastilah lebih memilih pembelajaran daring via grup WhatsApp, mengingat secara teknis maupun mekanisme lebih simpel dan tidak banyak menguras kuota.

Dalam sebuah pertemuan, salah seorang guru mengeluh kepada saya akan muridnya yang tahunya hanya absen saja, setelah itu ia tidak aktif lagi di pembelajaran daring grup WhatsApp.

Jadi, ada baiknya jika saya melakukan perbandingan historis dengan pembelajaran daring saat ini yang katanya begitu canggih dan keren, namun bisa jadi nihil output siswa, baik kognisi, afeksi, bahkan psikomotoriknya, dilihat dari sisi efektifitas metode yang dipakai.

Sebab, sebagaimana menurut Max Siporin (1975) yang dimaksud metode adalah sebuah orientasi aktifitas yang mengarah pada tujuan-tujuan dan tugas-tugas nyata.

Subjek perbandingannya yang saya ambil di sini adalah, metode pembelajaran dari Sekolah Rakyat Tempo Dulu, sedangkan koresponden yang saya wawancarai adalah kakek saya sendiri.

Saya: "Lato (baca Bugis: Kakek) itu dulu waktuta sekolah, pakai apaki menulis?."

Kakek: "Pakai kapur nak."

Saya: "Kertasnya iyya?."

Kakek: "Buka kertas kita pakai dulu, tapi batu."

Saya: "Dehh.. batu astaga.!"

Kakek: "Iyo batu nak, jadi itu gurua kalau sudahmiki na ajari disuruhki hapuski lagi, tapi ada mentong batu khususna, bukan batu gunung. Hahaha."

Saya: "Keras kehidupan dih Lato."

Kakek: "Iya, tapi itu tommi na seangkatanku dulu di SR, napahami sekali apa yang napelajari, karena kalau disuruhmiki hapuski, nda bisamaki bacai lagi. Nda sama kayak sekarang ada semuami di internet, jadi itu anak-anak jadi jabemi (baca Bugis: Manja)."

****

Setelah melalui beberapa fase wawancara saya tentunya belum bisa mem-fix-an hipotesisnya, perlu obeservasi lagi.

Saya lalu mencoba, meneliti seberapa jauh kakek saya itu masih mengingat dan memahami apa yang telah dipelajarinya saat masih di SR (Sekolah Rakyat) dulu.

Mulai dari materi Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Ilmu Hitung sampai kepada materi Budi Pekerti, walau secara ekplisit kakek saya tidak dapat mendeksripsikannya secara detail, akan tetapi dalam penerapannya beliau sangat memeliharanya.

Untuk lebih jelasnya saya uraiakan satu persatu:

1.Ilmu Bumi

Kakek saya sangat bisa memprediksi bagaimana hubungan antar umur bulan dengan bagaimana pasang surut air di lautan.

2. Ilmu Alam

Kakek saya bisa menganalisa ikan-ikan liar apa yang banyak berkembang biak pada saat musim-musim pacaroba tiba.

3. Ilmu Hitung

Walau perhitungannya kakek saya masih dasar, namun beliau sangat lihai meghitung perkalian dengan jumlah yang banyak, seperti ketika beliau menaksir harga per ekor ikan bandeng di pasar dengan jumlah ikan bandeng berpuluh ribu ekor, tanpa menggunakan kalkulator sama sekali.

Jujur, saya yang sudah semester akhir magister ini tak dapat melakukan hal tersebut, atau bisa jadi memang sayanya saja yang tak bisa menghitung. hahaha.

4. Budi Pekerti

Walau tidak semua budi pakerti yang kakek saya pelihara itu didapat dari saat beliau belajar di SR, kerena pastilah ada norma-norma yang berlaku di masyarakatnya sendiri. Tapi, pelajaran budi pekerti yang ia dapatkan dan sampai hari ini masih beliau rawat adalah dengan tidak duluan kenyang sebagai tuan rumah saat sedang makan bersama tamu.

***

Dari 4 poin penggambaran saya di atas yang bila kita connect dengan efektifasnya tentu sangat lebih efesien dalam hal penerapan ilmu yang dilakukan metode pembelajaran Sekolah Rakyat, dan bila dibandingkan dengan metode pembelajaran daring sekolah-sekolah saat ini, Apa???. yang ada hanya pemilik brand operator jaringan yang membuat semakin hari semakin bisa membuat dirinya beberapa kali naik haji. Hahaha.

Tapi sudahlah, saya mau lanjut beli dulu, Wkwkwk, yang penting jangan berhenti bahagia~

SahyulPahmi


*tulisan ini telah dipublikasikan di web pribadi Sahyul Pahmi, sahyulpahmi.blog

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun