Ke sumber air yang mana
Setiap hari, selalu ingin diisikannya
Oleh dunia dan air keringnya
Kemana orang-orang akan mengantar gelas-gelasnya
Ke cangkir-cangkir teh dan kopi
Yang tidak ada gulanya
Kemana orang-orang akan membawa ember-embernya
Untuk diisikan air laut yang asin
Yang tak akan ada habisnya
Keringnya
Pahitnya
Banyaknya
Tak bertepi
Di ujung puas
Nafsu manusiawi
Kapan baki-baki itu di simpan
Kapan gelas-gelas itu didiamkan
Kapan ember-ember itu tak digerakkan
Pada alir, seduh, jatuh, yang tak punya kekal itu
Kosong
Tidak diberikan ruang
Nafas semesta tersingkirkan
******
Makassar. 19 Februari 2020