Berikan badaimu
Berikan petirmu
Dan mulailah berhujan lebat
dari pagi, siang, sore, sampai tengah malam
subuh hari tiba
Aku mengada menatapkan mata
Dan memang, aku tak pernah tidur sejak mendung itu
Aku menunggu saat-saat ini
Jatuhnya setetes embun
Di subuh hari
Aku melihatnya sendiri
Namun tetes embun itu tak menghampiri
Ke mana aku akan berharap lagi
Perlu berjuta tahun
Untuk mendapatkan kesempatan ini
Saat dimana mataku di jatuhi embun
Aku ingin panasnya yang bergelora. Padam
Durinya yang begitu tajam. Tumpul
Derai air mata tak akan bercucuran
agar mata ini melihat dengan secerah-cerahnya
Tanpa buta yang tetap melihat.
Ya, sekadar melihat
Aku ingin embun itu
sungai-sungai akan ada di mataku
Air terjun
Laut biru
Pelangi. Semuanya indah Tuhan.
Setetes embun
Akan membuatku melihat
warna indah di sela-sela duri
angin sepoi di tengah badai
Ikan mungil cantik di antara ombak-ombak
Yeng melompat-lompat dengan lugunya
Aku melihat semua itu. Jikalau
Aku memang tak pernah di lahirkan buta.
Makassar. 04 September 2018.