Memang selalu diam
Diinjak-injak binatang jalan
Ditiup angin kemalangan
Dicampakkan bunga jalanan
Aku ilalang
Memang harus diam
Karena jiwaku serupa malam
Yang bulannya tak dilahirkan
Oleh semesta alam
Karena dalam banyaknya kata-kata
Ada sebesit dosa
Dari kotornya ludah
Tapi bukan berarti aku selamanya diam
Melihat kunang-kunang menggrogoti lubang di pinggir jalan
Aku ilalang
Pemuja ketenangan
Di balik putih awan
Di sana kubisa tumbuh dan berkembang
Dengan embun ketika tengah malam datang