Data lain yang tak kalah menariknya adalah bahwa 75-80 persen mereka yang memilih caleg Golkar menjatuhkan pilihan presiden kepada pasangan nomor urut 2 Prabowo Gibran, sehingga pada perhitungan akhir, pasangan senior dan junior ini keluar sebagai pemenang dengan raihan 58 persen suara, sekaligus memastikan kemenangan hanya dalam satu putaran
Paparan data tersebut memberi sejumlah indikasi menarik. Berdasarkan penjelasan pengamat politik dari Universitas Nasional (Unas) R Wijaya Dg Mapasomba , kenaikan  suara Partai Golkar di Pemilu 2024  tersebab oleh beberapa hal. Namun yang paling utama dari semua itu adalah sosok sang Ketua Umum , Airlangga Hartarto.
Karena baginya, sukses dalam mendongkrak raihan suara yang dicapai partai ini adalah buah dari cara Airlangga dalam menjalankan kepemimpinan di internal organisasi, cara yang kemudian berimbas kepada bergeraknya mesin partai secara efektif dan massif yang pada gilirannya menjadi kontributor terpenting dalam kemenangan Golkar secara legislatif dan juga  duet Prabowo-Gibran.  "Lonjakan suara Partai Golkar tersebut harus diakui datang dari adanya pengaruh besar Airlangga yang berhasil melakukan konsolidasi internal secara sold dan berdampak positif ke masyarakat hingga lapis terbawah"katanya.
Tak cuma itu, raihan besar partai Golkar pada Pemilu kali ini bisa dikatakan karena dua faktor utama. Pertama, keberhasilan peran Airlangga Hartarto, sebagai "nahkoda" partai, dalam hal kepemimpinan yang efektif serta mendorong kader terlibat secara langsung di  guna menggali aspirasi mereka.  Dalam politik, peningkatan suara partai sangat tergantung pada kepemimpinan Ketua Umumnya. Saat ini, dengan Airlangga sebagai Ketua Golkar, keberhasilan ini merupakan bukti nyata dari kepemimpinannya," lanjutnya.
Selain itu, Airlanga mampu secara kebijakan menenpatkan  calon legislatif (caleg) di daerah-daerah yang berpotensi menang secara cermat. "Ini adalah bukti kecerdasan yang dimiliki Airlangga utamanya juga dalam  mendekati tokoh-tokoh berpengaruh di daerah tersebut, kemudian mengusung mereka sebagai caleg Golkar. Hasilnya, banyak caleg Golkar yang berhasil terpilih, dan ini membuktikan kualitas kerja Airlangga," jelasnya.
Maka wajar jika peningkatan raihan suara pada pileg tersebut tidak selalu karena efek dukungan kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa Partai Golkar justru membantu meningkatkan perolehan suara Prabowo-Gibran di beberapa daerah. "Partai Golkar lah yang membuat suara mereka meningkat di sejumlah daerah, bukan sebaliknya. Karena sebagai partai besar dan mapan, mengharapkan efek ekor jas sama sekali tidak mungkin.
Keberhasilan Partai Golkar meraih kemenangan di 15 Provinsi tersebut tak lepas dari kerja Airlangga Hartarto yang juga  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). "Kerja Airlangga sudah dilihat masyarakat sejak menjadi menteri dan beliau konsisten dengan tugasnya, utamanya dalam membuat kebijakan yang langsung dirasakan oleh masyarakat, dan Airlangga bukanlah pemimpin yang kontroversial," ujarnya.