Banyak yang memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2023 tidak akan mencapai target dari yang ditetapkan. Namun hasil yang keluar menunjukkan fakta sebaliknya. Dari data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi RI tercatat sebesar 5,05 (year on year), angka itu tercatat lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 5,04 (yoy).  Angka tersebut menunjukkan soliditas yang dimiliki ekonomi Indonesia di tengah situasi tidak menentu dan konflik yang terjadi di banyak kawasan dunia. Termasuk juga dinamika politik dalam negeri yang tahun ini akan menggelar hajat politik nasional yakni Pemilihan Presiden dan Legislatif 2024. "Angka tersebut lebih tinggi dari consensus forecast yang pada waktu itu diperkirakan pertumbuhan ekonomi kita di tahun 2023 adalah 5,03%," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  di Jakarta, Senin (5/02).Penguatan dan capaian positif di tengah berbagai tekanan yang terjadi itu, utamanya pada Triwulan IV-2023 tertopang oleh penguatan kinerja sejumlah komponen pada sektor lapangan usaha. Tercatat, sektor konstruksi mampu tumbuh sebesar 7,68% (yoy) dan menjadi kontributor pertumbuhan terbesar kedua setelah industri pengolahan yang memiliki capaian sebesar 4,07 (yoy). Adapun sumbangan besar lain dalam tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut datang dari komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,82% (yoy), serta Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang mencapai 4,40% (yoy).
Selain itu, sejumlah daerah di luar pulau Jawa turut jadi penyumbang pertumbuhan seperti Maluku Utara dan Sulawesi Tengah yang masing-masing dnegan sumbangan pertumbuhan sebesar 20,49 persen dan 11,91 persen. Keduanya mendampingi Pulau Jawa sebagai penyumbang terbesa PDB nasional yang tercatat mencapai 57,05%.. Capaian yang diraih kedua provinsi itu antara lain ditopang oleh industri pengolahan logam dasar sebagai implikasi dari kebijakan hilirisasi.
KEMBALI KE ARTIKEL